Nouval tersenyum saat pesawatnya meninggalkan Belitung. Ya, dia memang meninggalkan kenangan indah di sana. Persahabatannya dengan Si Kelingking.
Sebelum bertemu Si Kelingking, Nouval merasa menjadi anak paling malang sedunia. Bayangkan, dia seperti tidak punya teman di keluarganya sendiri. Kak Felia dan Kak Felani, dua kakak perempuannya itu kembar, yang ke mana-mana selalu pergi bersama. Lalu, ayah ibunya sibuk mengurus Hania, adiknya yang baru berusia dua tahun. Kalau di sekolah, sih, dia punya teman. Tetapi, kalau sedang liburan keluarga seperti saat ke Belitung ini? Huh, Nouval jadi semakin pendiam dan suram.
Nah, cerita persahabatannya dengan Si Kelilingking dimulai saat Nouval menyendiri di Pantai Belitung. Ia mendengar suara di ujung pantai. Nouval menghampiri suara itu dan menemukan seorang anak sebesar kelingking. Betul, sebesar kelingking! Anak itu sedang mengangkat sebuah batu yang ukurannya 10 kali tubuhnya.
Nouval mengulurkan tangan dan membantu anak itu mengangkat batu. Anak itu senang sekali. Ia memperkenalkan diri sebagai Si Kelingking. Batu itu untuk dibawanya pulang ke rumah untuk ayahnya, si tukang batu. Si Kelingking sangat ceria dan penuh semangat. Tak henti-hentinya ia berceloteh riang saat Nouval membantunya membawakan batu-batu itu ke rumahnya di atas bukit. Nouval jadi terbawa ikut semangat!
Namun, alangkah terkejutnya Nouval saat sampai di rumah Si Kelingking, ayah ibu Kelingking tidak menyambut dengan ramah. Malah seperti tidak suka. Akan tetapi Kelingking tidak berubah, ia tetap menyapa dan mencium ayah dan ibunya dengan ceria. Lalu, ia mulai berceloteh mengenai apa yang dialaminya seharian ini. Suara cerianya terdengar kecil mengisi gubuk yang sepi itu. Ayah dan ibunya hanya sesekali menggerutu, menanggapi cerita Si Kelingking.
Ufh, Nouval sedih sekali melihatnya. Ternyata ayah dan ibu Si Kelingking tidak menerima kalau Si Kelingking itu bertubuh sekecil kelingking.
Tiba-tiba, Nouval jadi teringat kepada keluarganya. Kak Felia dan Kak Felani biarpun suka asyik berdua, masih sering juga mengajaknya bermain bertiga. Hanya Nouval yang seringkali keburu malas bermain dengan mereka. Lalu Hania…
Hania yang baru dua tahun itu manis sekali. Rambutnya yang ikal menari-nari saat ia berjalan mendekati Nouval untuk memeluk Nouval.
Nouval juga merasa ayah dan ibu sayang kepadanya. Liburan kali ini mereka memilih Belitung, kan, karena Nouval tergila-gila film Laskar Pelangi. Ayah dan Ibu mengabulkan keinginan Nouval. Si Kelingking tersenyum melihat Nouval.
“Kamu kangen keluargamu, ya?” tanya Si Kelingking. Nouval mengangguk.
“Biarpun kadang seperti diabaikan, keluarga kita pasti sayang, kok, sama kita,” ucap Si Kelingking ceria sambil mengulurkan tangannya.
Nouval Menerima uluran tangan Si Kelingking dengan heran. Ternyata, Si Kelingking meremas jari kelingking Nouval keras-keras.
“Aooow!” seru Nouval. Saking sakitnya, Nouval memejamkan matanya sekilas.
“Nouval! Nouval!” Tiba-tiba terdengar deburan ombak dan suara Kak Felia dan Kak Felani memanggilnya.
Nouval membuka matanya. Ia sudah tidak berada di gubuk Si Kelingking lagi. Melainkan di Pantai Belitung yang indah.
“Nouval, sini doooong!” Panggil ayah dan ibu Nouval. Nouval berlari menghampiri mereka.
“Ini, kelapa muda yang daging kelapanya mudaaaaaaaaa banget. Kesukaan kamu, kan?” ucap Kak Felia sambil menyodorkan kelapa muda. Nouval tersenyum.
“Nah, gitu doong, senyuum! Cemberut melulu, dari tadi!” timpal Kak Felani.
Hania meraih tangan Nouval dan memberinya kerang berbentuk aneh. Ah, tiba-tiba Nouval bahagia dan bersyukur sekali.
Ssst, kamu mau tahu apa yang paling aneh dari persahabatan Nouval dan Si Kelingking? Nouval melihat buku cerita yang dibawa Kak Felia ke pantai. Buku itu adalah buku berisi kumpulan cerita dari Bangka Belitung. Dan Nouval menemukan cerita Si Kelingking di dalamnya! Yap, akhirnya bahagia, kok. Ayah dan ibu Si Kelingking akhirnya melunak juga melihat sikap Si Kelingking yang selalu ceria dan rajin bekerja. Mereka menerima Si Kelingking dan memanjakannya, lalu hidup bahagia selama-lamanya!
Lalu, bagaimana mungkin Nouval bertemu Si Kelingking? Mungkinkah Nouval bermimpi? Tetapi jari kelingking Nouval yang tadi diremas Si Kelingking, masih merah berdenyut-denyut sampai sekarang, lo!
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Pradikha Bestari.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR