Sebetulnya, ini adalah ulah para peri. Mereka punya rencana untuk Pangeran Saphir dan gadis di calam cermin.
Sementara itu, Raja Peridor semakin murung dan tidak bahagia. Ia akhirnya jatuh sakit dan tidak mau makan samasekali. Siang dan malam, Raja Peridor hanya menggumamkan nama istrinya, Constance. Rakyat kerajaan itu sangat mencintai Raja Peridor. Mereka menjadi sedih mendengar kabar tentang raja mereka. Terlebih Pangeran Saphir.
Pangeran Saphir lalu mengumpulkan semua tabib di kerajaan itu. Sayangnya, semua ramuan obat-obatan mereka tak bisa menyembuhkan Raja Peridor. Para tabib lalu menyarankan agar Raja Peridor berbaring di kamar yang tenang dengan pemandangan taman di jendela.
Karena dada Raja Peridor sering sulit bernapas, ia memerintah pelayannya untuk membiarkan jendela terbua, dan membiarkan udara segar masuk.
Suatu hari, Raja Peridor sedang sendirian berada di kamarnya. Tiba-tiba, datanglah seekor burung dengan bulu cemerlang, dan hinggap di ambang jendela.
Bulu-bulunya berwarna biru kehijauan dan emas. Kakinya dan paruhnya bagai batu rubi yang berkilau sehingga menyilaukan mata. Matanya terbuat dari berlian paling terang. Burung ini mengenakan mahkota kecil yang indah di kepalanya.
Burung itu samasekali tidak mengeluarkan suara. Ia tidak melakukan apapun selain menatap Raja Peridor dengan tajam. Anehnya, tatapan burung itu membuat sang raja merasa kekuatannya kembali.
Beberapa saat kemudian, burung terbang ke dalam kamar. Matanya masih tetap tertuju pada Raja Peridor. Sang raja semakin merasa tubuhnya segar kembali seperti tidak pernah sakit samasekali.
Dengan gembira karena baru saja sembuh, Raja Peridor berusaha menangkap burung itu. Ia ingin balas budi pada si burung. Namun, burung itu dengan lincah berkelit dan berhasil lolos dari tangkapan sang raja.
Saat itu juga, Raja Peridor yang sudah sehat, berlari keluar dari kamarnya. Ia mengumpulkan prajuridnya dan menyuruh mereka menangkap burung yang sudah menyembuhkannya. Ia menjelaskan dengan lengkap rupa burung itu.
Akan tetapi, sia-sia saja para prajurid itu berpencar dan mencari burung indah itu. Namun burung itu tidak juga ditemukan.
Rakyat kerajaan mendengar berita, bahwa Raja Peridor sudah sehat berkat burung indah itu. Maka mereka semua bergegas mencari burung itu ke ladang dan ke hutan. Suasana pusat kota menjadi sepi tanpa orang. Sayangnya, rakyat kerajaan juga tidak berhasil menemukan burung indah itu.
Raja Peridor mendengar kabar kegagalan para prajuridnya. Seketika, ia menjadi lemas dan jatuh sakit lagi.
(Bersambung)
Teks: Adaptasi Dongeng Eropa / Dok. Majalah Bobo
Penjelasan Lengkap Sifat Stratifikasi Sosial: Starfikasi Sosial Terbuka, Tertutup, dan Campuran
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR