Di saat manusia masih dalam perlindungan peri-peri, hiduplah dua raja bernama Peridor dan Diamantino. Kerajaan mereka bertetangga. Para peri kurang menyukai Diamantino, karena ia sering kasar pada istrinya yang bernama Aglantino.
Ketika Diamantino sakit, para peri pun tak mau menolongnya. Akhirnya, Diamantino meninggal. Aglantino lalu diangkat menjadi ratu menggantikan suaminya.
Aglantino memiliki seorang putri kecil bernama Serpentine. Para peri membantu Aglantino merawat Serpentine dengan baik. Gadis kecil itu diasuh oleh para peri di rumah mereka.
Sementara itu, Raja Peridor juga kadang membuat para peri kesal. Raja Peridor sangat mencintai istrinya, Ratu Constance. Namun, Raja Peridor sering mengeluhkan Ratu Constance yang dianggap boros. Itu karena Ratu Constante terlalu sering memerhatikan rakyat miskin yang sakit atau kelaparan. Untuk membuat Raja Peridor jera, para peri lalu membuat Ratu Constance menghilang dengan tiba-tiba.
Raja Peridor sangat sedih karena ia sebetulnya sangat mencintai istrinya. Setiap hari ia hanya menangis. Padahal, Raja Peridor memiliki putra tunggal yang masih kecil. Pangeran Saphir baru berusia tiga tahun ketika Ratu Constance menghilang.
Pada saat Pangeran Saphir berusia lima belas tahun, ia tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan baik hati. Ia juga rajin mengurusi ayahnya yang selalu murung. Ia hampir tidak pernah bermain dengan pemuda sebayanya.
Para peri mulai khawatir melihat Pangeran Saphir yang sehari-hari hanya berada di istana. Mereka sebetulnya punya rencana rahasia untuk pangeran muda ini.
Untuk menjalankan rencana mereka, suatu hari, para peri meletakkan sebuah cermin di kamar Pangeran Saphir. Cermin itu kecil berhias bingkai bunga kaca yang indah. Persis seperti cermin yang biasa dijual di kota Venesia.
Selama beberapa hari, Pangeran Saphir tidak memerhatikan kalau ada benda baru di kamarnya. Namun suatu hari, ia akhirnya melihat cermin itu dan mendekatinya. Ia sangat terkejut karena yang terlihat di cermin itu bukanlah wajahnya sendiri. Melainkan wajah seorang gadis muda yang sangat cantik. Cermin itu bagaikan jendela. Pangeran Saphir bahkan bisa melihat semua kegiatan gadis itu di dalam cermin.
Lama kelamaan, Pangeran Saphir jatuh cinta pada gadis di dalam cermin. Ia tak pernah keluar dari kamarnya lagi dan hanya memandangi gadis di dalam cerminnya. Ia juga bertanya-tanya, apakah ia bisa bertemu gadis itu.
Pada suatu hari, seperti biasa, Pangeran Saphir menatap ke cerminnya itu. Kali ini, ia hanya melihat punggung gadis cantik itu. Rupanya, gadis itu sedang bercermin. Pangeran Saphir sangat terkejut, karena cermin gadis itu sama persis dengan cerminnya. Dan apa yang dilakukan gadis itu, sama dengan apa yang dilakukan Pangeran Saphir.
Gadis itu juga menghabiskan waktunya dengan menatap ke dalam cermin indahnya. Pangeran Saphir berusaha melihat, siapa yang terpantul di cermin gadis cantik itu. Namun, tubuh gadis itu selalu menutupi cermin. Sekilas, Pangeran Saphir hanya melihat wujud seorang pria di cermin si gadis cantik. Dan itu membuat Pangeran Saphir sedih.
Sebetulnya, ini adalah ulah para peri. Mereka punya rencana untuk Pangeran Saphir dan gadis di calam cermin.
Sementara itu, Raja Peridor semakin murung dan tidak bahagia. Ia akhirnya jatuh sakit dan tidak mau makan samasekali. Siang dan malam, Raja Peridor hanya menggumamkan nama istrinya, Constance. Rakyat kerajaan itu sangat mencintai Raja Peridor. Mereka menjadi sedih mendengar kabar tentang raja mereka. Terlebih Pangeran Saphir.
Pangeran Saphir lalu mengumpulkan semua tabib di kerajaan itu. Sayangnya, semua ramuan obat-obatan mereka tak bisa menyembuhkan Raja Peridor. Para tabib lalu menyarankan agar Raja Peridor berbaring di kamar yang tenang dengan pemandangan taman di jendela.
Karena dada Raja Peridor sering sulit bernapas, ia memerintah pelayannya untuk membiarkan jendela terbua, dan membiarkan udara segar masuk.
Suatu hari, Raja Peridor sedang sendirian berada di kamarnya. Tiba-tiba, datanglah seekor burung dengan bulu cemerlang, dan hinggap di ambang jendela.
Bulu-bulunya berwarna biru kehijauan dan emas. Kakinya dan paruhnya bagai batu rubi yang berkilau sehingga menyilaukan mata. Matanya terbuat dari berlian paling terang. Burung ini mengenakan mahkota kecil yang indah di kepalanya.
Burung itu samasekali tidak mengeluarkan suara. Ia tidak melakukan apapun selain menatap Raja Peridor dengan tajam. Anehnya, tatapan burung itu membuat sang raja merasa kekuatannya kembali.
Beberapa saat kemudian, burung terbang ke dalam kamar. Matanya masih tetap tertuju pada Raja Peridor. Sang raja semakin merasa tubuhnya segar kembali seperti tidak pernah sakit samasekali.
Dengan gembira karena baru saja sembuh, Raja Peridor berusaha menangkap burung itu. Ia ingin balas budi pada si burung. Namun, burung itu dengan lincah berkelit dan berhasil lolos dari tangkapan sang raja.
Saat itu juga, Raja Peridor yang sudah sehat, berlari keluar dari kamarnya. Ia mengumpulkan prajuridnya dan menyuruh mereka menangkap burung yang sudah menyembuhkannya. Ia menjelaskan dengan lengkap rupa burung itu.
Akan tetapi, sia-sia saja para prajurid itu berpencar dan mencari burung indah itu. Namun burung itu tidak juga ditemukan.
Rakyat kerajaan mendengar berita, bahwa Raja Peridor sudah sehat berkat burung indah itu. Maka mereka semua bergegas mencari burung itu ke ladang dan ke hutan. Suasana pusat kota menjadi sepi tanpa orang. Sayangnya, rakyat kerajaan juga tidak berhasil menemukan burung indah itu.
Raja Peridor mendengar kabar kegagalan para prajuridnya. Seketika, ia menjadi lemas dan jatuh sakit lagi.
(Bersambung)
Teks: Adaptasi Dongeng Eropa / Dok. Majalah Bobo
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR