Lala dan Mama berjalan menuju ruang tunggu. Di sana, Lala bermain dengan teman-temannya, sedangkan Mama duduk bersama ibu-ibu yang lain.
Tiba-tiba, Lala datang lagi. “Ma, ada Lulu dan Sarah. Hmmm, mereka juga lewat 7 tahun,” bisik Lala.
Mama pun juga heran.
“Ah, Lala. Lagi pula, kan, tidak diperiksa lagi saat pendaftaran, ehehehe,” kata seorang Ibu. Ternyata, bisikan Lala terlalu kencang. Ibu itu adalah Mama Dea.
“Pokoknya Lala tetap semangat, ya!” kata Mama.
Mama juga curiga ada yang tidak beres dalam lomba ini. Mama pun mendatangi panitia untuk menanyakan mengenai ketentuan usia peserta lomba.
“Maaf Bu, kami yang lalai memeriksa. Namun, sudah terlanjut dapat nomor urutan. Kasihan kalau anak-anak tidak jadi tampil,” kata panitia.
“Apa tidak ada kebijaksaan penilaian dari dewan juri?” kata Mama Lala.
“Kami akan usahakan, Bu,” kata panitia.
Mama pun kembali ke tempat duduk. Bagaimanapun Mama Lala sudah berusaha memberi tahu panitia tentang pelanggaran ketentuan lomba. Beberapa Ibu-ibu sempat membicarakan Mama Lala yang berani melapor, ada yang memuji, ada juga yang tidak suka, terutama yang melakukan kecurangan.
Saatnya Lala tampil. Ia maju ke atas panggung dengan percaya diri. Menyanyikan lagu Dear Dream, Lala tampil sangat baik. Mama sangat bangga dengan penampilan Lala. Penonton pun bertepuk tangan dan memuji. Bahkan banyak yang ingin berfoto dengan Lala ketika ia turun dari panggung.
“Lala, hebat sekali!” kata Mama.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR