Hobi utama Steve adalah berkuda melintasi padang rumput sendirian. Kadang ia ditemani seorang anak suku Masai pembawa senapan. Tentu saja senapan itu hanya untuk berjaga-jaga. Steve tidak suka olahraga berburu. Pertama, Steve bukanlah seorang penembak jitu. Ia bahkan tak bisa menembak seekor gajah dengan tepat walau dalam jarak dekat. Kedua, Steve merasa malu kalau harus menembak berkali-kali karena tidak kena sasaran.
Seekor antelope bisa terdiam di depan Steve dengan aman. Hewan itu lalu berlari pergi tanpa ditembak. Steve biasanya hanya duduk mengawasi hewan-hewan seperti antelope itu. Ia mengagumi sosok langsing, indah, dan anggun hewan-hewan di padang rumput itu. Ia tak pernah menggunakan senapannya.
Anak laki-laki suku Masai yang bertugas membawa senapan Steve, mulai curiga bahwa Steve takut menembak. Ia mengejek Steve dan Steve hanya menjewer telinganya. Setelah itu, anak itu tidak pernah berkomentar lagi.
Walau anak itu tak berani mengejek Steve lagi, Steve tak bisa mendapat informasi tentang Senecoza darinya. Pekerja lain yang berasal dari suku asli, juga tak mau membicarakan Senecoza. Jika Steve menyebut nama Senecoza, mata mereka membulat ketakutan. Steve hanya mendapat informasi bahwa Senecoza tinggal di antara suku-suku yang jauh di pedalaman hutan. Secara samar, mereka menasihati Steve agar menjauhi Senecoza.
Ada satu peristiwa yang membuat Senecoza menjadi semakin misteri bagi Steve. Di antara suku asli Afrika (dan jarang diketahui oleh pendatang kulit putih) tersiar kabar bahwa Senecoza bertengkar dengan seorang kepala suku dari sebuah suku kecil. Entah apa penyebabnya, tak ada yang tahu pasti. Namun tak lama kemudian, kepala suku itu ditemukan meninggal karena diserang dan digigit seekor hyena.
Setelah kejadian itu, setiap kali Senecoza datang ke peternakan, para pekerja lokal akan beramai-ramai lari pergi. Mereka tidak kembali sampai Senecoza telah pergi.
Steve mulai menghubung-hubungkan peristiwa-peristiwa itu. Kepala suku yang diserang hyena, dan orang-orang kulit hitam yang takut pada Senecoza. Namun ia tak percaya pada dugaannya sendiri.
Suatu hari, Steve berkuda jauh ke padang rumput ditemani oleh si anak pembawa senjata. Saat mereka berhenti untuk mengistirahatkan kuda-kuda mereka di dekat bukit, Steve melihat ke atas. Tampak seekor hyena sedang memandangi mereka.
Steve dan anak itu sangat terkejut. Binatang buas biasanya tidak akan mendekati manusia di siang hari. Steve mengangkat senapannya dan mulai membidik. Steve sangat tidak suka menembak makhluk hidup, sekalipun itu hewan buas. Si anak pembawa senjata menahan lengan Steve sambil berteriak,
“Jangan tembak, Tuan! Jangan tembak!” Ia lalu mengoceh dalam bahasa sukunya yang tidak dimengerti Steve.
"Ada apa?" tanya Steve heran.
Dia terus mengoceh dan menahan lengan Steve. Steve akhirnya mulai mengerti ucapan anak itu. Ia bilang, hyena adalah hewan yang dianggap punya kekuatan gaib. Tidak boleh ditembak.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR