Suatu hari, Steve sedang memperbaiki pelana kudanya. Tiba-tiba Ellen datang dan berceloteh,
"Steve, ayo, cepat lihat! Siapa pemuda hitam yang gagah itu?” Ellen menarik Steve keluar beranda. “Itu dia!” Ellen menunjuk.
Betapa terkejutnya Steve. Itu ternyata Senecoza. Ludtvik sedang bicara dengannya. Mungkin sedang membicarakan barang cinderamata yang bisa dijadikan bisnis. Setelah selesai bicara dengan Senecoza, Ludtvik menggandeng lengan Ellen, dan berbicara sambil masuk ke dalam rumah.
Sekali lagi Steve berhadapan dengan Senecoza. Namun kali ini, dia tidak menatap Steve, melainkan Ellen. Tangan Steve gemetar, karena ketakutan dan marah. Jangan sampai Senecoza punya rencana buruk untuk sepupunya, Ellen. Sejenak, Senecoza dan Steve saling pandang. Pemuda berkulit hitam itu lalu berbalik pergi. Sosok tubuhnya tinggi dan kekar, berjalan menuju ilalang tinggi.
Steve duduk di beranda. Betapa misteriusnya pemuda itu, pikir Steve. Kekuatan aneh apa yang dimilikinya? Apa dia punya rencana jahat terhadap Ellen? Tiba-tiba Steve merasa ada tangan yang menyentuh lengannya. Ternyata Ellen.
"Apa yang kau pikirkan, Steve?" tanya Ellen sambil tertawa. Lalu sebelum Steve menjawab, Ellen sudah berkata lagi, "Pemuda tadi… dia kepala suku, atau bukan? Pokoknya, orang baik itu mengundang kita semua ke desanya. Di dekat padang rumput. Kita akan ke sana…”
"Tidak!" seru Steve keras.
"Mengapa, Steve?" Ellen terkejut. "Ludtvik, aku betul-betul tidak menyangka! Steve ternyata masih tetap penakut seperti masih kecil dulu!”
"Yaaa, begitulah Steve! Bukannya penakut. Dia selalu terlalu hati-hati!" Ludtvik tertawa kecil. "Dalam beberapa hari lagi, kita akan berkunjung ke desa Senecoza. Siapa tahu kita bisa berdagang dengan kepala sukunya. Bisnis lain selain ternak.”
"Tidak!" Steve mengulang perkataannya dengan marah. "Kalau ada yang harus pergi ke sana, biar aku sendiri saja. Ellen tidak usah ikut!”
"Oo, bagus sekali!" seru Ellen, agak marah. "Memangnya kamu bos aku?” Ellen sudah punya keputusan sendiri.
Steve tak bisa membantah lagi. Ludtvik dan Ellen memutuskan untuk pergi ke desa Senecoza esok hari.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR