Bobo.id – Hari Natal sudah tiba. Saat Natal tiba, setiap keluarga pasti punya kebiasaan masing-masing, entah itu makan dengan keluarga besar, bertukar kado dengan teman, atau mengunjungi sanak saudara yang ada di tempat jauh.
Namun, Bobo penasaran dengan tradisi Natal di luar benua kita. Kira-kira, seperti apa, ya, tradisi natal yang dilakukan masyarakat di benua lain? Kita tengok, yuk, tradisi natal di setiap benua.
Benua Amerika
Saat minggu pertama bulan Desember, warga Amerika sudah mulai menghias rumah, toko, jalanan, hingga tempat wisata dengan pernak-pernik khas Natal.
Jadi, suasana Natal di benua ini sudah terasa sejak bulan Desember datang. Di benua ini, Natal menjadi waktu untuk berkumpul dengan sanak saudara.
Biasanya, warga yang tinggal di benua ini akan saling bertukar kado dan saling mengucapkan “Merry Christmas”.
O iya, warga Amerika juga selalu menghidangkan makanan tradisionalnya, seperti daging angsa, kalkun panggang, serta berbagai sayuran rebus dan salad. Jadi, saat malam hari tiba, mereka akan melewatkannya dengan makan bersama keluarga masing-masing.
Baca Juga: Asal-usul Tanaman Holly di Hari Natal
Benua Asia
Warga di Asia Timur, seperti Korea, merayakan Natal dengan cara melakukan kebaktian di gereja, menghias pohon natal, menonton pemutaran film Natal di stasiun televisi Korea, bertukar kartu dan kado, serta menunggu kedatangan Santa Haraboji (Santa Claus).
Selain itu, warga Korea juga melakukan makan malam bersama dengan keluarga dan kerabat dekat. Menu yang dihidangkan biasanya menu khas dari negara itu. Misalnya, mie ubi jalar, sup kue beras, daging sapi panggang (bulgogi), dan kol acar pedas (kimchi).
Sebelum makan, mereka biasanya mengucapkan “Sun Tan Chukha” (selamat natal) satu sama lain.
Benua Afrika
Di benak kita, Natal selalu identik dengan salju dan udara yang dingin. Namun, berbeda dengan di Benua Afrika.
Di sini, Natal merupakan liburan musim panas. Jadi, jika di benua lain, salju menjadi hiasan saat Natal. Maka, di benua ini, bunga menjadi hiasan saat Natal.
O iya, sudut ruangan di rumah para warga biasanya dihias dengan cabang pinus.
Baca Juga: Inilah Kartu Natal Terkecil di Dunia
Jika udaranya sedang bagus, para keluarga di benua ini biasanya pergi ke pantai untuk menikmati hidangan Natal, seperti barbeku, pai daging, kalkun, dan puding plum.
Jadi, bagi Teman-teman yang merayakan Natal di Indonesia, jangan sedih karena tidak bisa melihat salju. Sebab, teman kita di Afrika juga tidak bisa melihat salju saat Natal tiba.
Benua Eropa
Di benua ini, Natal identik dengan musim dingin, hingga beberapa orang menjuluki Natal di Eropa dengan sebutan “White Christmas”. Makan-makan bersama keluarga biasanya menjadi pilihan untuk menghabiskan malam Natal yang dingin.
Saat makan malam, setiap negara di Benua ini biasanya menyiapkan hidangan khasnya masing-masing.
Benua Australia
Di benua ini, musim panas tiba saat Natal. Jadi, tak heran kalau Natal di benua ini banyak dirayakan di luar rumah, seperti pantai, kolam renang, café, hotel, hingga pusat-pusat perbelanjaan.
Menjelang Natal hingga tahun baru, para warga Australia biasanya mengadakan perlombaan kriket dan perahu dayung di pantai.
Selain itu, sekolah dan perkantoran juga merayakan Natal dengan cara membuat acara “Secret santa”. Itu adalah acar saling memberi kado kepada teman, hanya saja si penerima itu tidak tahu dari siapa kadonya berasal.
Jadi, si penerima kado harus menebak orang yang memberikan kado tersebut. Unik bukan?
Baca Juga: Mengenal Krampus, Si Penghukum Saat Natal
O iya, makan malam bersama keluarga juga menjadi salah satu cara untuk merayakan Natal di benua ini. Menu yang disajikan biasanya barbeku dengan berbagai macam daging, mulai dari daging sapi, ayam, hingga udang.
Selain itu, selalu ada es krim atau sorbet untuk hidangan penutupnya. Wahh… benar-benar Natal yang kenyang dan seru, ya!
Nah, Teman-teman, seperti itulah tradisi Natal di setiap benua. Ternyata, semua benua memasukkan makan bersama keluarga sebagai agenda wajib saat Natal tiba. Berbicara soal makan bersama, menu apa yang selalu dihidangkan keluargamu saat Natal tiba?
Sumber: lspr.edu, Ilustrasi: Ode
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR