Bobo.id – Kue tradisional Indonesia sangat banyak jenisnya. Biasanya kue tradisional ini disebut jajanan pasar karena memang sering dijual di pasar.
Dijual di Pelabuhan
Kue tradisional dulunya banyak dijual di daerah pelabuhan.
Waktu itu, pelabuhan menjadi pusat aktivitas jual-beli masyarakat Indonesia.
Pelabuhan juga menjadi tempat bertemunya orang Indonesia dengan orang luar negeri.
Di pelabuhan inilah terjadi akulturasi atau pencampuran budaya, tak hanya dengan sesama daerah di Indonesia, tapi juga dengan budaya luar negeri.
Pencampuran budaya ini tak hanya dari segi seni dan bahasa, tapi termasuk juga makanan.
Kue Hasil Akulturasi
Kue tradisional yang kita tahu sekarang itu ada banyak.
Ada kue lapis, kue mangkok, kue wajik, kue bika ambon, bolu kukus, onde-onde, lemper, lontong, dan lain-lain.
Kue-kue itu ada yang berasal dari daerah di Indonesia, ada juga yang merupakan hasil pencampuran dengan budaya luar.
Misalnya saja dodol dan bakpao. Kue itu merupakan hasil akulturasi dengan budaya Tiongkok, lo.
Perbedaan Bahan Kue
Beda asal, beda bahan kue juga, lo. Kue-kue akulturasi ini memiliki asal usul yang berbeda dengan kue khas Indonesia.
Kue dari Tiongkok biasanya menggunakan tepung beras, sedangkan kue akulturasi dari Barat biasanya terbuat dari tepung terigu.
Nah, kalau kue khas Indonesia itu biasanya dibuat dari tepung ketan dan umbi-umbian.
Pembuatan kue dari tepung ketan juga ada asal usulnya, lo.
Kue yang terbuat dari ketan biasanya menjadi lengket. Itu melambangkan budaya Indonesia yaitu orang-orangnya memiliki hubungan yang dekat satu sama lain.
Selain itu, kue yang rasanya manis juga melambangkan pengalaman manis saat berkumpul bersama keluarga atau teman-teman.
Sumber: National Geographic Indonesia
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR