Bobo.id - Teman-teman tahu sosok vampir, bukan? Yap, makhluk bertaring, berkulit pucat yang hidup di malam hari.
Ini adalah makhluk fiksi atau tidak nyata, yang sering dijadikan sebagai tokoh cerita dalam film, buku, ataupun komik.
Namun, tahukah teman-teman? Ternyata ada, lo, penyakit nyata yang membuat seseorang terlihat dan bertingkah laku layaknya vampir.
Tidak Boleh Terkena Sinar Matahari
Penyakit ini membuat kulit penderitanya menjadi pucat pasi seperti mayat hidup dan sangat menghindari sinar matahari.
Jika terkena sinar matahari, kulitnya akan terbakar parah hingga melepuh.
Dalam istilah kesehatan, penyakit vampir ini disebut dengan porfiria atau xeroderma pigmentosum (XP).
Satu dari 1 juta orang di dunia telah melaporkan bahwa ia menderita penyakit ini.
Pembentukan Heme yang Tidak Sempurna
Porfiria adalah gejala-gejala yang timbul saat proses pembentukan heme tidak berjalan sempurna.
Heme ini merupakan bagian penting dari hemoglobin, yaitu protein pengantar oksigen dan pengikat zat besi dalam darah.
Dalam kondisi tubuh yang normal, pembentukan heme membutuhkan serangkaian proses kimia, yang melibatkan banyak jenis enzim.
Nah, jika salah satu enzim yang dibutuhkan kurang, maka proses tadi akan terganggu.
Sehingga, terjadilah ketidakseimbangan enzim pembentukan darah, akibat penumpukan senyawa kimia yang disebut porfirin.
Penumpukan porfirin inilah yang menimbulkan gejala penyakit porfiria.
Baca juga : Apa yang Terjadi Jika Nyamuk Hilang dari Bumi?
Apa yang Menyebabkan Penyakit Porfiria?
Menurut para ahli, porfiria ini merupakan kelainan genetik langka yang biasanya diwariskan dan sifatnya tidak menular.
Selain disebabkan karena adanya kelainan genetik, porfiria juga disebabkan beberapa faktor berikut :
1. Paparan sinar matahari
2. Obat-obatan tertentu, termasuk obat hormonal
3. Sedang diet atau berpuasa
4. Stres
Gejala Porfiria
Penyakit porfiria ini biasanya menyerang sistem saraf atau kulit. Namun, ada juga yang menyerang keduanya, tergantung dari jenisnya.
Porfiria ini terdiri dari dua jenis, porfiria akut dan porfiria kulit. Gejala kedua jenis porfiria ini berbeda pada setiap orang, tergantung dari tingkat keparahannya.
Beberapa orang bahkan diketahui tidak menimbulkan gejala apapun.
Sumber: Nationalgeographic.co.id
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR