Kakek itu menggelengkan kepalanya.
“Aku tidak pernah melihat burung falcon. Tetapi tunggulah di sini hingga pagi, gadis muda. Semua makhluk di hutan ini akan berkumpul saat fajar menyingsing, mungkin mereka akan membawakan kabar tentang falcon sahabatmu itu.”
Isveta pun tidur di pondok itu. Dan saat pagi datang, seperti yang dikatakan kakek itu, semua mahluk di hutan itu berkumpul. Para beruang, serigala, kijang, bahkan sampai semut datang berkumpul. Namun sayangnya, tidak ada seekor hewan pun yang pernah mendengar kabar tentang burung falcon itu.
“Maafkan aku, Isveta. Aku tidak bisa membantumu,” kata kakek itu. “Tapi aku akan memberikanmu sebuah hadiah. Bawalah nampan perak dan telur emas ini. Saat kamu meletakan telur di nampan ini, telur emas itu akan berputar dengan sendirinya. Kamu tidak boleh menjual nampan emas ini demi apapun, kecuali untuk menemukan burung falcon sahabatmu itu. Sekarang, seekor kijang akan menemanimu untuk keluar dari hutan ini, dan ia akan membantumu.”
Kijang itu lalu menuntun Isveta keluar dari hutan. Isveta mengikuti berjalan mengikuti gerakan matahari. Ia berjalan dan berjalan melewati daerah yang susah dilewati. Perjalanannya sangat berat sampai sepatu, tongkat dan topi besi keduanya patah dan rusak. Ia kini memakai sepatu, tongkat dan topi besi ketiganya. Itu adalah cadangan terakhir yang dimilikinya.
Isveta akhirnya tiba di tepi laut yang biru. Ia melihat sebuah pondok di pantai. Ia pun masuk ke dalam pondok itu, dan melihat seorang kakek berambut putih di perapian. Kakek itu berkata kepadanya, “Apa yang membuat kamu sampai di sini, gadis muda? Aku sudah seratus tahun di sini dan tidak pernah melihat seorang pun datang.”
Isveta pun menjawab lagi, “Aku sedang mencari sahabatku, burung falcon, Kakek.”
Kakek itu menggelengkan kepala, tidak pernah mendengar berita tentang burung falcon.
“Tunggu di sini sampai pagi. Semua mahluk laut akan berkumpul di dekat pantai. Mungkin di antara mereka ada yang tahu tentang sahabatmu itu.”
Isveta pun tinggal di pondok itu, dan seperti yang dikatakan kakek itu, semua mahluk laut berenang ke tepi pantai di pagi harinya. Ikan-ikan besar, ikan-ikan kecil, anjing laut, kuda laut, bahkan ikan teri pun berkumpul di situ. Namun tidak ada di antara mereka yang mendengar kabar tentang falcon itu.
Kakek itu lalu berkata, “Aku tidak bisa membantumu, tetapi aku akan memberikanmu hadiah.” Kemudian ia memberikan sebuah alat tenun dari emas, dengan roda perak. “Mesin tenun ini bisa menenun benang emas sendiri. Kamu tidak boleh menjualnya kepada siapapun, dengan alasan apapun, kecuali untuk bertemu dengan burung falcon sahabatmu itu. Lalu, paus ini akan membantumu menyeberang lautan ini. Di seberang lautan, kau harus berjalan dan mendaki gunung putih. Di sana ada pondok kakak tertuaku, mungkin ia bisa membantumu,” kata kakek itu.
Isveta pun menunggangi paus, dan menyebrangi lautan itu.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR