Keesokan harinya, pagi-pagi Adi sudah mengayuh sepeda ke pasar.
Adi membawa catatan apa saja yang dEmaktuhkan Emak untuk berjualan. Selama Adi ke pasar, Emak sudah mulai bersiap-siap di rumah.
Sesampainya Adi di pasar ternyata sudah banyak orang yang membicarakan masakan Emak sebagai masakan terenak.
“Itu Adi, anak Si Emak yang masakannya enak sekali, terutama sambalnya itu, lo,” kata seorang pedagang.
“Iya, kemarin saya sudah coba, sambal emak memang enak sekali!” jawab Emak-Emak yang lain.
Adi pun tersenyum senang mendengar pujian tersebut.
“Adi, memangnya apa sih rahasia sambal yang dibuat Emak, kok, bisa enak begitu?” kata seorang pedagang.
Adi pun mulai berpikir. Ia tahu kalau sambal buatan emak memang terkenal enak, tetapi ia tidak tahu kenapa bisa seenak itu. Adi pun menggeleng.
“Waaah, harus tahu dong, Di! Supaya jadi resep turunan. Hmmm… rasa sambal buatan emakmu itu tidak ada duanya!” jawab pedagang itu.
Selama bersepeda pulang dari pasar, Adi terus penasaran.
“Apa yang membuat sambal emak sangat enak, ya?” Adi bertanya pada dirinya sendiri. Ia pun memutuskan untuk menanyakan langsung pada Emak.
bersambung...
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR