Namun, yang tersisa kini hanyalah puing-puing.
Apakah sebenarnya yang terjadi di kota itu?
BACA JUGA : Yang Unik di Utqiagvik, Kota yang Mengalami Malam Selama 2 Bulan
Pernah Terkubur
Kota Gedi terletak di pedalaman hutan Akaboka Sakoke, Malindi, Kenya, Afrika Timur.
Dulu kota ini pernah terkubur. Kemudian dilakukanlah proses penggalian yang berlangsung selama kurang lebih 10 tahun.
Hingga akhirnya selesai digali pada tahun 1948 dan ditemukanlah reruntuhan istana yang luas dan megah.
Ada rumah, masjid benteng, dan pemakaman.
BACA JUGA : Kangbashi, Kota Hantu yang Tidak Masuk Peta
Dulunya Kota Modern
Para arkeolog yang meneliti reruntuhan ini menyimpulkan bahwa Kota Gedi ini dulunya merupakan kota yang cukup modern pada zamannya.
Ini terlihat dari adanya rumah megah, sistem pengairan yang cukup rumit, bentuk kamar mandi yang modern dengan toilet duduk, bahkan ada bathtub juga.
Kota ini diperkiran sudah ada sejak 1200 dan merupakan pusat perdagangan dari seluruh dunia.
Sebab, dapat ditemukan keramik Tiongkok zaman Dinasti Ming, kalung manik-manik dari Venesia, lampu India, dan banyak lagi.
BACA JUGA : Cerita Kota Wentira, Kota di Sulawesi yang Tak Terlihat
Menjadi Tempat Wisata Bersejarah
Saat ini, reruntuhan Kota Gedi dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata bersejarah di Kenya.
Bahkan dijadikan Monumen Nasional sejak tahun 1927 dan dikelola oleh Museum Nasional Kenya.
Tidak jauh dari reruntuhan Kota Gedi, terdapat Butterfly House atau taman kupu-kupu.
BACA JUGA : 10 Kota Termacet di Dunia
Penduduk setempat membudidayakan sekitar 250 jenis kupu-kupu di sana.
Ada juga berbagai bruung langka dan primata.
Sayangnya, taka da yang tahu mengapa kota yang megah itu hancur dan ditinggalkan penduduknya.
(Teks : Yanti dan Hanna Vivaldi/Majalah Bobo)
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR