Bobo.id - Kumbang biasanya berwarna coklat atau hitam. Teman-teman mungkin sering melihatnya di taman atau di kebun.
Namun, pernahkah teman-teman melihat kumbang yang berwarna putih?
Kumbang putih itu adalah kumbang Cyphochilus. Putihnya sungguh menakjubkan.
Para peneliti sampai kagum dan penasaran.
Seorang peneliti dari Universitas Exeter di Inggris, Profesor Pete Vukusic, bilang bahwa putihnya kumbang Cyphochilus lebih putih dari susu, dari gigi, dari zat putih apapun yang ada di alam.
BACA JUGA: Kumbang Herkules, Kumbang Paling Kuat
Kitin Tak Teratur
Kenapa kumbang ini amat sangat putih?
Itu karena kitin pada cangkangnya.
O iya, kitin adalah komponen utama dari cangkang hewan arthropoda, misalnya serangga dan udang-udangan.
Kitin pada cangkang kumbang ini tersusun tidak beraturan.
Ketidakteraturan itu justru yang membuat cangkang berwarna super putih.
Sebaliknya, jika kitin tersusun teratur, maka cangkangnya akan memiliki warna lain.
BACA JUGA: Kumbang-Kumbang yang Gigitannya Menyakitkan
Cangkang Super Tipis
Putihnya kumbang ini semakin menakjubkan karena kitin pada cangkangnya super tipis.
Maksudnya, apa hubungannya?
Begini, misalnya kita ingin memiliki dinding kamar yang super putih.
Maka, kita akan melapisi dinding itu dengan cat putih berlapis-lapis.
Hasilnya, dinding memang sangat putih. Tetapi, lapisannya tebal sekali.
Nah, hal itu berbeda dengan kumbang Cyphochilus.
Cangkangnya yang super putih, ternyata juga super tipis.
Kitin pada cangkangnya lebih dari 1/1.000.000 meter atau lebih tipis daripada selembar kertas yang sangat tipis.
BACA JUGA: Kumbang Jerapah, Kumbang Alien dari Madagaskar
Menyamar dan Ditiru
Kumbang super putih ini hidup di Asia Tenggara.
Warnanya yang putih membuatnya dapat menyamar di antara jamur-jamur putih.
Para peneliti bilang, kelak, putihnya kumbang ini mungkin dapat ditiru manusia untuk membuat kertas, cat, plastik, atau benda-benda lain dengan warna yang lebiiih putih.
Putihnya si kumbang super putih tidak ada bandingannya.
Apakah memang benar dialah satu-satunya yang terputih di dunia? Ataukah kita belum menemukan penandingnya?
Teks: Lita
Foto : www.ch.cam.ac.uk
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR