Bobo.id - Teman-teman ada yang tahu apa itu unicorn?
Yap, benar! Unicorn adalah kuda bertanduk yang ada di dalam dongeng.
Rupanya hewan itu ada di dunia nyata, lo. Seperti apa, ya?
BACA JUGA: Unicorn, Kuda Bertanduk yang Ajaib
Tinggal di Asia
Kuda bertanduk yang disebut unicorn ini, tinggalnya di Asia, tepatnya, di dalam hutan, di Vietnam dan Laos.
Sst! Nama asli unicorn ini adalah saola. Karena punya tanduk yang mirip dengan unicorn, saola dijuluki ‘Unicorn Asia’.
O iya, saola ini termasuk ke dalam hewan mamalia yang hampir punah. Sekitar tahun 1992, populasi Saola kurang dari 250 ekor.
Saola banyak diburu oleh warga dan dijadikan sebagai penghias rumah. Karena itu, populasi saola langka.
Supaya saola tidak punah, pemerintah setempat dan organisasi peduli lingkungan (WWF) melakukan pelestarian (konservasi).
Konservasi itu dilakukan di provinsi Quang Nam, Vietnam.
Dengan adanya pelestarian ini, semoga populasi saola dapat bertambah dan tidak menjadi hewan langka.
BACA JUGA: Apa Fungsi Tanduk Bagi Rusa?
Mirip Sapi
Meskipun dijuluki unicorn Asia, tetapi wajah saola (Pseudoryx nghetinhensis) mirip seperti sapi.
Bedanya, saola mempunyai dua tanduk di kepalanya. Panjang tanduk saola bisa mencapai 50 cm.
Saola termasuk hewan berbulu tebal. Warna bulunya, ada yang coklat, coklat kemerah-merahan, hingga hitam.
Nah, kalau ekornya sapi panjang, ekor saola pendek dan berbulu lebat.
Saola adalah hewan diurnal. Ia aktif di siang hari dan beristirahat ketika matahari tenggelam.
Tumbuh-tumbuhan, rerumputan, dan dedaunan adalah makanan hewan mamalia ini. Saola adalah hewan herbivora.
BACA JUGA: Di India, Sapi Punya Ambulans Khusus Lo!
Biasanya, saola di Vietnam akan berkembang biak antara Februari sampai Maret.
Sedangkan saola di Laos, berkembangbiak di bulan April hingga Juni.
Saola betina akan melahirkan satu anak saola. Anak saola akan dirawat oleh induknya sampai umur 8 bulan.
Nah, masa hidup saola dapat mencapai 8-12 tahun.
Kalau menurutmu, saola ini lebih mirip sapi atau unicorn?
BACA JUGA: Inilah 2 Dinosaurus Bertanduk Pemakan Tanaman
Teks: Marisa Febrilian
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR