Pembangunan candi ini diperkirakan dimulai pada masa pemerintahan Raja Sri Haji Paduka Dharmawangsa Marakata Pangkaja Stanattunggadewa (944-948 Saka/1025-1049 M) dan berakhir pada pemerintahan Raja Anak Wungsu (971-999 Saka/1049-1080 M).
Walaupun dibangun pada abad ke-11, pura ini pertama kali ditemukan pada awal tahun 1910.
BACA JUGA: Keren! 3 Candi Ini Terbuat dari Emas
Ratusan Anak Tangga
Pura Gunung Kawi berada di dasar lembah sehingga kita harus menuruni sekitar 320 anak tangga.
Selama menuruni anak tangga ini, kita bisa melihat pemandangan sawah yang indah.
Ketika sampai di dasar lembah, akan tampak pahatan candi di dinding tebing, di sisi barat maupun timur pura.
Pesona inilah yang menjadikan Pura Gunung Kawi begitu indah dan melekat di hati pengunjungnya.
BACA JUGA: Benarkah di Bali Ada Seribu Pura?
Empat Gugus
Pahatan candi di dinding Pura Gunung Kawi Tampaksiring dapat dibagi menjadi empat gugusan, yaitu:
1. Gugusan Pertama, yaitu candi paling utara, merupakan simbol penghormatan pada Raja Udayana. Lalu, candi di sebelahnya, merupakan istana untuk permaisuri dan anak-anak Raja Udayana. Di samping gugusan pertama inilah terdapat Pura Gunung Kawi.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR