Bobo.id - Kalau di Seoul, Korea Selatan, ada festival mandi lumpur Boryeong Mud Festival, di Bali juga ada tradisi mandi lumpur yang disebut mabuug-buugan.
Bedanya, kalau dalam festival mandi lumpur di Korea tujuannya untuk seru-seruan, mandi lumpur mabuug-buugan di Bali merupakan tradisi untuk mendekatkan diri dengan tanah atau pertiwi sebagai sumber kehidupan dan kemakmuran.
Beraktivitas dengan lumpur
Mabuug-buugan berasal dari kata buug dalam bahasa Bali berarti tanah atau lumpur.
Sehingga mabuug-buugan berarti beraktivitas dengan tanah atau lumpur.
Bagi masyarakat pedesaan di Bali, beraktivitas dengan lumpur memang sudah menjadi kebiasaan para petani saat menggarap sawah ketika hendak ditanami padi.
Setelah sawah dicangkul, tanah lalu dicacah dan digenangi air sehingga menjadi lumpur.
Setelah areal sawah berlumpur dan rata, barulah sawah siap ditanami dengan bibit padi.
Nah, pada saat orang tua bekerja, anak-anak pun ikut ke sawah untuk membantu orang tua mereka.
Tetapi berhubung di sawah banyak air dan lumpur, maka anak-anak pun malah lebih suka bermain air dan lumpur.
Setelah Hari Nyepi
Menjelang hari raya Nyepi tiba, para petani yang memeluk agama Hindu di Bali pada umumnya sudah mulai sibuk menyiapkan upacara-upacara.
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Source | : | Bobo |
Penulis | : | Dok Grid |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR