Bobo.id – Beberapa waktu lalu, ada berita tentang tiga buku yang mengandung racun.
Ketiga buku beracun itu ditemukan pada buku tua yang ada di perpustakaan milik University of South Denmark.
Ketiga buku tua itu merupakan buku langka yang berasal dari zaman Renaissance.
Aresenik
Racun yang ada di dalam buku itu adalah arsenik. Arsenik adalah zat yang ada di kerak Bumi.
Arsenik akan berubah menjadi zat beracun saat digabungkan dengan higrogen dan oksigen. Arsenik bisa menyebabkan keracunan, kanker, dan kematian.
BACA JUGA:Gawat! Buku Kuno Beracun Ditemukan di Sebuah Perpustakaan di Denmark
Air dan Beras
Di beberapa negara, zat arsenik ada di dalam air dan beras. Beras termasuk tanaman yang mudah menyerap arsenik, dibanding tanaman lain.
Untungnya, kandungan arsenik pada air dan beras di negara tersebut masih dalam batas aman.
Menyerap di Kulit
Zat arsenik cukup berbahaya, karena jumlah racunnya tidak akan berkurang meski sudah disimpan lama.
Zat ini bisa masuk ke tubuh manusia dengan cara menyerap melalui kulit atau masuk melalui udara yang kita hirup.
BACA JUGA:Punya Racun yang Mematikan, Ini 5 Hewan Paling Berbahaya di Dunia
Digunakan Sebagai Racun
Zat arsenik tidak berasa dan berbau. Jadi, orang tidak akan tahu kalau benda yang mereka sentuh dan udara yang mereka hirup mengandung arsenik.
Karena hal itu, zat ini sudah digunakan sebagai racun sejak ribuan tahun lalu.
Digunakan di Pertanian
Pada tahun 1900-an, arsenik pernah digunakan sebagai alat pembasmi hama dan hewan pengerat.
Namun, penggunaannya dihentikan karena zangat berbahaya. Bahkan, sampai saat ini, zat arsenik yang sempat disemprotkan di kebun masih tersisa di tanah.
BACA JUGA:Tidak Selalu Membahayakan, Racun Ikan Ini Bermanfaat bagi Manusia
Digunakan di Industri
Arsenik juga digunakan di dunia industri. Arsenik biasanya dicampurkan dengan timah, supaya membentuk logam yang keras dan tahan lama.
O iya, arsenik juga pernah digunakan dalam baterai mobil dan peluru, lo!
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR