“Akhirnya Bi Inem sembuh. Tara senang sekali Bi!” kata Tari menemui Bi Inem di dapur.
“Makasi Non Tara. Makasi sudah merawat Bibi,” jawab Bi Inem.
“Ih Bibi, panggil Tara saja. Nggak usah pakai Non,” jawab Tara.
Bi Inem hanya mengangguk.
“Bagaimana Bi, sudah enakan?” tanya Ayah Tara.
“Sudah Pak. Terima kasih sudah merawat saya waktu sakit. Maaf menyusahkan Bapak dan Ibu,” kata Bi Inem.
“Ah, Bibi. Sudah jadi kewajiban kita untuk saling menjaga. Tidak perlu berkata begitu,” kata Ibu.
(BACA JUGA:Ketika Bang Kimin Bercerita)
“Bi, mau membuat mi spesial untuk Tara nggak? Tara kangen sama mi buatan Bibi,” kata Tara.
“Boleh Non… Eh Dik Tara. Oh ya, ada berapa teman Dik Tara yang akan datang ke ruamh?” tanya Bi Inem.
“Bibi mau buatkan untuk teman-teman Tara juga?”
Bi Inem mengangguk. “Yaaayyyy…!” Tara melompat kegirangan.
“Nanti pulang sekolah, ada dua teman Tara yang akan datang untuk kerjakna tugas bersama Bi.”
“Siaap! Akan Bibi buatkan mi spesial.”
“Makasi banyak Bi,” kata Tara.
“Nah, sekarang Dik Tara berangkat sekolah dulu, nanti terlambat,” kata Bibi.
Tara berangkat sekolah diantar Ayah. Ia tidak sabar untuk mengabarkan pada Wulan dan Tina kalau bibi akan memasak mi spesial untuk mereka.
“Ada yang spesial di rumahku untuk makan siang kita, lo!” kata Tara.
“Apa yang spesial? Apa Tara?” kata Wulan dan Tina bergantian.
“Bi Inem akan memasak mi spesial untuk kita. Dijamin mi ini tidak biasa dan rasanya lezat,” kata Tara.
“Tidak biasa? Apanya yang tidak biasa?” tanya Wulan.
“Rahasia dong! Kejutan!” kata Tara.
“Ah, Tara bisa aja bikin penasaran,” kata Tina.
(BACA JUGA:Semangkuk Tekwan di Tengah Hujan untuk Laras dan Bapak)
Pelajaran terakhir sudah selesai. Anak-anak boleh pulang. Tara, Tina, dan Wulan dijemput oleh Ayah Tara. Di sepanjang perjalanan, Tara masih bercerita tentang betapa spesialnya mi buatan Bi Inem.
“Paman, memangnya seperti apa mi itu?” kata Tina penasaran.
“Pokoknya spesial. Lihat saja nanti,” jawab Ayah Tara.
“Yaaaah… Paman ikut-ikutan main rahasia nih,” kata Wulan.
Mereka pun tertawa bersama.
(BACA JUGA:Es Krim Rasa Baru)
Sampai di rumah, Tina dan Wulan tidak sabar melihat mi spesial buatan Bi Inem.
“Hai anak-anak! Yuk, masuk. Kita makan siang dulu, baru mengerjakan tugas ya,” kata Ibu Tara.
“Yaay! Sudah tidak sabar menikmati mi spesial Bi Inem,” kata Wulan dan Tara.
“Ini dia mi spesia Bi Inem,” kata Tara dan Bi Inem yang datang membawa sepiring mi dengan mangkuk unik dari pangsit yang ukurannya sangat besar.
“Waaaahhhh….. Kok bisa begini?” kata Tina.
“Lucu sekali. Mangkuknya dari pangsit!” kata Wulan.
“Bagaimana? Spesial kan? Bi Inem memang jagoan!” kata Tara.
“Nah, sekarang supaya makin spesial, coba cicipi rasanya!” kata Ibu Tara.
Merekapun makan bersama. Mereka lahap sekali makan mi buatan Bi Inem yang bentuknya unik dan rasanya lezat sekali.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR