Bobo.id - Ramen, soba, dan udon adalah beberapa jenis mi yang terkenal dari negara Jepang.
Cara makan dan penyajiannya pun hampir sama dengan mi yang biasa teman-teman santap di rumah, menggunakan mangkuk dan memakai garpu atau sumpit untuk menyantapnya.
Selain ketiga jenis mi yang menjadi ciri khas negara Jepang, ada juga mi somen yang cara penyajiannya sangat unik, nih teman-teman.
Baca Juga : Asal Mula Angka Nol, Sudah Digunakan Lebih dari 1000 Tahun yang Lalu
Saat musim panas datang, warga Jepang punya tradisi unik, yaitu 'menangkap' mi yang meluncur di atas bambu yang sudah dibelah dua. Tradisi unik ini diberi nama nagashi somen, yang berarti mi somen yang mengalir.
Mi somen adalah mi tipis berbahan dasar tepung terigu dan setelah dimasak, akan dialirkan di atas bambu yang sudah dibelah menjadi dua.
Tradisi ini menjadi unik karena jika ingin memakan mi ini, teman-teman harus berdiri di samping bambu yang mengalirkan mi somen dan menangkap mi yang mengalir menggunakan sumpit.
Nagashi somen menjadi seru karena mi somen ini ukurannya tipis dan licin, sehingga akan cukup sulit untuk menangkapnya, lo.
Sebelum mi diluncurkan bersama dengan air dingin, penyaji akan berteriak, "Ikuyo!" sebagai tanda untuk bersiap-siap menangkap mi somen.
Baca Juga : Wow! Kedai Es Krim di Indonesia ini Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial!
Mi somen yang sudah berhasil ditagkap kemudian dicelupkan ke dalam kuah tsuyu dingin yang akan menambah rasa sedap mi somen.
Nagashi somen selain bisa dinikmati di restoran, ternyata sering juga diadakan di acara perkemahan musim panas.
Tentu saja keseruan menangkap mi yang meluncur ini menjadi hiburan bagi teman-teman di perkemahan.
Tapi mengapa, ya, mi somen lebih sering disajikan pada saat musim panas?
Baca Juga : Ternyata Ini Alasannya Kenapa Minuman Soda Tidak Baik untuk Kesehatan
Mi somen yang disajikan dengan cara meluncurkannya menggunakan air dingin dan dicelupkan ke kuah tsuyu dingin ini, ternyata berguna untuk menjaga suhu tubuh tetap dingin di musim panas.
Apakah teman-teman berminat untuk 'menangkap' mi somen dingin di musim panas?
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR