Bobo.id - Teman-teman mungkin sudah pernah mendengar tentang energi terbarukan.
Menurut WWF Indonesia, energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber yang tidak bisa habis atau tergantikan.
Sumber energi ini misalnya angin, sinar matahari, air, biomassa atau panas bumi.
Penggunaan sumber-sumber di atas juga tidak mengasilkan polusi, teman-teman.
Salah satu sumber energi yang sering ditempatkan di tempat umum adalah panel surya yang memanfaatkan sinar matahari.
Baca Juga : Ada Charger Bertenaga Matahari di Monas, Sudah Coba?
Seperti salah satu sekolah di Copenhagen ini, teman-teman.
Bagian luar gedung Copenhagen International School ini dilapisi 12.000 panel surya, lo!
Panel-panel surya tersebut diubah energinya menjadi listrik untuk kebutuhan sekolah ini.
Bayangkan saja, dengan pemanfaatan panel surya ini, bisa menghasilkan 300 megawatt jam listrik per tahun.
Jumlah tersebut bisa mencukupi kebutuhan listrik di sekolah ini untuk setengah tahun! Jadi semakin hemat, deh!
Baca Juga : NASA Luncurkan Pesawat Antariksa Parker ke Matahari, Kok Bisa, ya?
Baca Juga : Tiongkok Punya Sekolah Olahraga Untuk Anak-anak, Pantas Kerap Juara!
O iya, jika biasanya panel surya berwarna keabu-abuan, panel surya ini berwarna biru kehijauan, seperti warna air laut.
Warna ini dibuat tanpa menambahkan pigmen, lo.
Panel surya ini dibuat dan dikembangkan selama lebih dari satu dekade, oleh lembaga penelitian di Swiss.
Warna yang dihasilkan pada panel surya ini adalah proses interferensi cahaya, teman-teman.
Interferensi cahaya adalah saat dimana dua gelombang cahaya saling terpadu dan menjadi gelombang cahaya baru.
Para arsitek dari CF Moeller Architect Denmark lah yang mendesain bangunan ini.
Menurut mereka, gedung sekolah ini adalah pembangkit listrik bertenaga surya terbesar di Denmark, lo!
Baca Juga : Nursaka, Murid SD yang Tinggal di Malaysia dan Bersekolah di Indonesia
Source | : | Mashable.com,WWF Indonesia,Ecowatch |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR