Bobo.id - Tinggal di negara tropis seperti Indonesia, membuat kita merasakan dua musim.
Kedua musim itu adalah kemarau yang terjadi di bulan April - September dan musim penghujan yang terjadi di bulan Oktober - Maret.
Meskipun demikian, kadang-kadang bisa terjadi perubahan iklim yang memengaruhi musim, teman-teman.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), posisi geografis Indonesia yang strategis membuat kita memiliki banyak keragaman cuaca dan iklim.
Nah, apa saja, sih, fenomena yang bisa mempengaruhi iklim atau musim di Indonesia?
Baca Juga : Ternyata Inilah yang Menyebabkan Panas Matahari Terasa Hingga ke Bumi
1. El Nino
El Nino adalah fenomena global yang ditandai dengan adanya perubahan suhu permukaan laut di wlayah Ekuator Pasifik Tengah, teman-teman.
Pada fenomena ini, perubahan suhu permukaan laut di daerah ini menjadi lebih panas.
Sedangkan, kalau suhu permukaan laut menurun jadi lebih dingin, ini namanya La Nina.
Dampak dari El Nino ini juga tergantung pada kondisi perairan di Indonesia.
Kalau suhu perairan Indonesia dingin, El Nino bisa berpengaruh pada berkurangnya curah hujan, teman-teman.
Sebaliknya, kalau suhu perairan hangat, dampak El Nino tidak begitu terasa.
Baca Juga : Akhir-Akhir Ini Cuaca Semakin Panas, Ini Tips yang Bisa Kamu Lakukan
Kalau La Nina, bisa mempengaruhi peningkatan curah hujan saat suhu permukaan laut di Indonesia sedang hangat.
Namun karena kita punya lautan yang begitu luas, tidak semua wilayah dipengaruhi fenomena El Nino dan La Nina.
2. Indian Ocean Dipole (IOD)
Indian Ocean Dipole adalah fenomena interaksi antara laut - atmosfer di Samudra Hindia.
Fenomena ini diketahui denagn emnghitung perbedaan perubahan suhu permukaan laut di perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera.
Jika nilainya positif, maka curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat akan berkurang.
Kalau nilainya negatif, maka curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat akan meningkat, teman-teman.
Baca Juga : Merasa Cuaca di Jakarta dan Wilayah Jawa Terasa Lebih Panas? Ini Penjelasannya
3. Sirkulasi Muson Asia - Australia
Peredaran angin di Indonesia ditentukan oleh perbedaan tekanan udara di Asia dan Australia, lo.
Kita mengenalnya dengan sebutan angin muson barat dan muson timur.
Tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam satu tahun, teman-teman.
Pola angin muson barat terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Asia. Ini berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia.
Sementara pola angin muson timur terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Australia. Ini berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia.
Baca Juga : Tak Hanya Cuaca Panas, Cuaca Dingin Juga Bisa Menyebabkan Bau Kaki
4. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis
Ini merupakan zona tekanan udara rendah yang memanjang dari barat ke timur Indonesia, teman- teman.
Posisi zona ini selalu berubah mengikuti pergerakan posisi matahari ke arah utara dan selatan khatulistiwa.
Pada daerah yang dilewati zona in, ada potensi terjadi pertumbuhan awan hujan.
5. Suhu Permukaan Laut
Suhu permukaan laut di perairan Indonesia dijadikan petunjuk untuk mengukur banyak-sedikirnya kandungan uap air di atmosfer, nih.
Kemudian ini bisa menjadi petunjuk tentang pembentukan awan di atas wilayah Indonesia.
Jika suhu permukaan laut dingin, artinya kandungan uap air di atmosfer sedikit.
Sebaliknya, kalau suhu permukaan laut hangat, artinya kandungan uap air di atmosfer rendah, teman-teman.
Nah, faktor-faktor inilah yang digunakan para peneliti keren di BMKG untuk mengetahui prakiraan musim di Indonesia.
Baca Juga : Bisakah Es Krim dan Air Es Mendinginkan Tubuh Kita di Hari yang Panas?
Kita lihat video ini juga, yuk!
Source | : | BMKG |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR