Bobo.id – Kereta merupakan salah satu transportasi umum tertua di Indonesia. Bicara soal kereta, 31 tahun lalu ada “Tragedi Bintaro”.
Tragedi Bintaro merupakan salah satu kecelakaan kereta terparah yang pernah terjadi di Indonesia. Ada beberapa fakta seputar kecelakaan ini.
Baca Juga : Perjalanan Kita Jadi Lebih Menyenangkan dengan Kereta Api Wisata
KA 225 dan KA 220
Tragedi Bintaro terjadi pada hari Senin, 19 Oktober 1987, di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.
Kereta yang bertabrakan adalah Kereta Api (KA) 225 Merak dan Kereta Api (KA) 220 Rangkas. Kedua kereta bertabrakan sekitar pukul 06:45.
Baca Juga : Kereta Api Kepresidenan Menjadi Kereta Api Wisata
KA 225 dan KA 220 merupakan kereta buatan Henschel, Jerman. KA 225 dan KA 220 sama-sama menarik tujuh buah gerbong.
O iya, KA 225 dan KA 220 memiliki bobot yang sama, yakni 90 ton. Sedangkan bobot setiap gerbongnya sekitar 35 ton.
Baca Juga : Pengalaman Seru dan Asyik Saat Naik Kereta Api Nusantara yang Mewah
Menewaskan Ratusan Orang
Saat kecelakaan, KA 225 melaju dengan kecepatan 30 kilometer/jam ke arah Kebayoran. Lalu, KA 220 melaju dengan kecepatan 20 kilometer/jam dari arah Kebayoran.
Kecelakaan tidak bisa dihindari, 156 orang tewas dan ratusan orang terluka. Kecelakaan ini pun dikenang sebagai “Tragedi Bintaro”.
Baca Juga : Jadi Istana Berjalan, Kereta Api Ini Favorit Anggota Kerajaan Inggris
Banyaknya korban dalam peristiwa ini juga disebabkan oleh penumpang yang melebihi kapasitas. Menurut artikel di Kompas.com, satu gerbong di KA 225 terdiri dari 64 kursi.
Namun, karena tidak semua penumpang bisa duduk di kursi. Akhirnya, mereka berdiri di gerbong. Bahkan, ada penumpang yang duduk di luar gerbong.
Baca Juga : Pakai Aplikasi Ini, Bisa Nonton Film Gratis Saat Mudik di Kereta Api
Salah Paham
Menurut artikel yang ada di Kompas.com, “Tragedi Bintaro” disebabkan oleh kesalah pahaman petugas. Seperti apa kisahnya?
Saat itu, KA 225 berangkat menuju Stasiun Sudimara tanpa mengecek stasiun lebih dulu. KA 220 juga diberangkatkan dari Stasiun Kebayoran menuju Stasiun Sudimara.
Baca Juga : Lebih dari 150 Tahun yang Lalu, Inilah Sejarah Panjang Kereta Api di Indonesia
Saat KA 225 sampai di Stasiun Sudimara, jalur yang ada di Stasiun Sudimara pun penuh. Karena penuh, KA 225 harus pindah ke jalur lain.
Namun, karena kondiri jalur kereta yang penuh, masinis tidak bisa melihat petunjuk yang diberikan. Kereta yang seharusnya pindah rel pun malah berangkat.
Baca Juga : Cergam Bobo: Film Kereta Api
Pihak stasiun berusaha memberikan Semboyan 35 untuk menghentikan KA 225. Namun, hal itu sia-sia juga. Di waktu yang sama, KA 220 terus melaju menuju Stasiun Sudimara.
Karena ada di jalur yang sama, dua kereta yang melaju dengan arah berlawanan itu pun bertemu. Kecelakaan pun tidak bisa dihindari lagi.
Baca Juga : Di Sekitar Rel Kereta Api Ada Banyak Batu Kerikil, Apa Fungsinya?
Itulah sedikit cerita tentang “Tragedi Bintaro”, salah satu kecelakaan kereta terparah yang pernah terjadi di Indonesia.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Bobo.id |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR