Pemimpin masyarakat desa setempat, Rothell Khongsit, mengatakan kalau nama asli tersebut akan digunakan orangtua saat memarahi anaknya, nih, hihi.
Saat anaknya melakukan sesuatu yang buruk dan membuat kecewa orangtuanya, saat itulah anak-anak akan dipanggil dengan namanya, bukan dengan lantunan nada berupa siulan atau nyanyian.
Tradisi memanggil seseorang dengan nada tertentu ini disebut dengan jingrwai lawbei yang mempunyai arti "lagu dari klan wanita pertama" yang merupakan nenek moyang orang Khasi.
Panggilan berupa nada tersebut ternyata terinspirasi dari alam sekitar tempat tinggal mereka yang merupakan hutan lebat dan bukit.
Baca Juga : Meskipun Terasing dari Dunia Luar, Suku Zoe Jadi Suku Paling Bahagia
Khongsit mengatakan bahwa setiap makhluk memiliki identitasnya masing-masing, seperti burung dan hewan yang memanggil satu sama lain dengan cara yang unik.
Tidak ada yang tahu pasti, sejak kapan tradisi jingrwai lawbei ini dimulai. Namun, penduduk lokal menduga tradisi ini sudah dimulai sejak abad ke-5, sesuai dengan umur desa Kongthong.
Nah, karena perkembangan zaman dan juga teknologi, ada perubahan dalam nada yang diciptakan oleh para orangtua, nih.
Sudah banyak perkembangan dunia modern yang masuk ke desa Kongthong melalui televisi dan posel, sehingga memengaruhi nada yang dibuat menjadi terinspirasi dari lagu-lagu Bollywood.
Bollywood merupakan industri film di India yang dalam setiap filmnya banyak berisi lagu dan juga tari-tarian dengan musik khas India.
Baca Juga : Keren! 3 Suku Ini Memiliki Kemampuan Khusus yang Tak Biasa
Selain itu, dengan masuknya teknologi ponsel, membuat anak-anak di desa Konthong mulai tidak menggunakan siulan atau nyanyian untuk memanggil temannya, tapi lebih memilih untuk menelepon temannya.
Lihat video ini juga, yuk!
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR