Bobo.id - Tiongkok baru saja meluncurkan satelit bernama China-France Oceanography Satellite (CFOSAT).
Satelit ini adalah satelit yang pertama kali dibangun oleh Tiongkok bersama Perancis dan mempunyai berat 650 kilogram.
Misi apa yang akan dilakukan oleh satelit ini, ya?
CFOSAT ternyata diluncurkan untuk memungkinkan para ilmuwan untuk memprediksi perubahan iklim yang terjadi dengan cara memantau angin dan gelombang permukaan laut.
Baca Juga : 6 Planet Ini Dianggap Paling Mirip dengan Bumi oleh NASA, Apa Saja?
Satelit ini dilengkapi dengan 2 radar, yaitu SWIM buatan Perancis dan SCAT buatan Tiongkok.
SWIM adalah spektrometer yang berguna untuk mengukur arah dan panjang gelombang, sedangkan SCAT adalah scatterometer yang akan menganalisa gaya dan arah angin.
Radar SWIM menggunakan antena yang berputar satu kali selama 11 detik dan akan mengirimkan sinyal ke Bumi dan mengukur bagaimana sinyal ini dipantulkan kembali ke satelit.
Sedangkan data yang diberikan oleh SCAT akan menghasilkan informasi tentang permukaan air, panjang dan tinggi gelombang, juga perkiraan arah angin.
Baca Juga : CIMON, Robot Kecerdasan Buatan Pertama di Ruang Angkasa, Kenalan, yuk!
Wang Lili, perancang utama satelit mengatakan kalau satelit ini bisa membantu para ilmuwan mengumpulkan informasi tentang angin dan gelombang di sebuah lokasi secara bersamaan.
Selain itu, dengan bantuan satelit ini, akan membantu pengamatan dan prediksi seperti gelombang besar dan badai tropisdan memberikan keamanan untuk operasi lepas pantai, navigasi kapal, dan perikanan, lo.
Radar SWIM akan siap untuk mulai mengumpulkan data sektiar satu bulan setelah peluncurannya, nih.
Baca Juga : Setelah 12 tahun, Ilmuwan Sarankan Pluto Kembali Masuk Daftar Planet
CFOSAT akan mengirimkan data hasil pengukurannya ke tiga stasiun Bumi yang berada di Tiongkok, Kanada, dan Swedia.
Selain meneliti tentang iklim, satelit ini juga akan mencakup lapisan es kutub dan memberikan informasi tentang karakteristik permukaan es.
CFOSAT juga bisa digunakan untuk mengukur kelembaban tanah dan kekasaran permukaan tanah.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR