Meski umumnya yang melahirkan anak adalah hewan betina, tetapi tidak dengan kuda laut jantan. Spesies jantan dari ikan yang hidup di perairan tropis ini bisa mengandung dan melahirkan hingga ribuan anak. Kok bisa, ya?
Kuda laut jantan bisa melahirkan anak
Kuda laut merupakan salah satu jenis ikan yang bentuknya agak unik. Dengan ukuran mulai 16 milimeter hingga 35 sentimeter, hewan ini memiliki sirip di bagian kepala dan bagian bawah tubuhnya. Selain itu, warna hewan ini kadang agak sulit dilihat mata sebab sedikit transparan.
Jika pada hewan lain yang melahirkan keturunannya adalah betina, maka lain halnya dengan kuda laut. Dalam keluarga kuda laut, yang bertindak sebagai induk adalah kuda laut jantan. Hebatnya lagi, kuda laut jantan dapat melahirkan ratusan hingga ribuan anak sekaligus.
Sel telur tetap dihasilkan oleh kuda laut betina, namun penyimpanan sel telur tersebut terjadi di dalam kantung perut milik kuda laut jantan, tepatnya selama maksimal 28 hari. Setelah itu, embrio yang nantinya akan menjadi bayi kuda laut tumbuh di sana sebelum akhirnya dilahirkan dalam jumlah yang cukup banyak.
Setelah lahir, biasanya bayi kuda laut akan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada, sebab sebelumnya sang induk sudah menyesuaikan jumlah garam yang ada di lingkungan tersebut dengan garam yang ada di kantung perutnya.
Kuda laut di Indonesia
Di perairan Indonesia, terdapat sekitar 9 dari 54 jenis spesies kuda laut di seluruh dunia. Kuda laut biasanya hidup di perairan tropis.
Populasi yang terancam punah
Meski sering melahirkan anak dalam jumlah banyak, tapi kuda laut juga terancam punah. Sebabnya, hewan ini sering ditangkap dan diperjualbelikan di beberapa negara. Bahkan terkadang bayi kuda laut yang lahir pun tidak bisa lama bertahan hidup karena berbagai faktor di antaranya serangan dari predator, lingkungan hidup yang tidak memadai, ditangkap untuk dijadikan bahan membuat obat tradisional, dan lain sebagainya.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR