Segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan purba memang seru, termasuk kehidupan manusia purba. Kira-kira... seperti apa kehidupan mereka saat itu? Kita cari tahu, yuk!
Makan Buah-buahan
Menurut perkiraan, manusia purba sudah ada sejak jutaan tahun lalu. Makanan utama manusia purba adalah buah-buahan, dedaunan, dan akar tanaman. Kadang-kadang, mereka juga makan daging, jika mendapatkan buruan. Tetapi, tak jarang pula mereka harus mengonsumsi hewan sisa yang telah ditinggalkan oleh binatang buas di zaman itu.
Berpindah
Di beberapa buku sejarah disebutkan, bahwa manusia purba berpindah-pindah tempat. Saat itu, mereka belum tahu caranya bertani dan berternak. Jika makanan di tempat tinggalnya sudah habis, mereka akan berpindah ke tempat lain yang punya sumber makanan cukup banyak. O iya, iklim dan cuaca juga bisa membuat manusia purba berpindah tempat, lo!
Baca juga: Dinosaurus bertanduk pemakan rumput.
Api dari Kayu dan Batu
Manusia purba di zaman dulu juga membutuhkan api, lo! Untuk mendapatkan api, orang zaman dahulu harus menyalakannya menggunakan batu atau kayu. Untuk mendapatkan api dari kayu atau batu, orang zaman dulu harus menggosok-gosokkan kayu atau batu yang mereka pegang dengan kayu atau batu yang mereka tancapkan di tanah.
Lukisan di Gua
Teman-teman pasti pernah mendengar tentang lukisan di dalam gua yang dibuat oleh manusia purba. Sampai saat ini, belum ada yang tahu secara pasti apa tujuan manusia purba membuat lukisan di dalam gua. Tetapi, ada yang mengatakan, bahwa manusia purba membuat lukisan di dinding gua untuk menyembah dewa mereka.
Baca juga: Bagaimana manusia purba melukis di gua?
Berkembang
Seiring berjalannya waktu, manusia purba mulai tinggal menetap di suatu tempat. Saat tinggal menetap, manusia purba mulai belajar bertani dan berternak. Perlatan yang mereka gunakan (alat berburu) juga ikut berkembang.
Nah, Teman-teman, kira-kira seperti itulah kehidupan manusia purba di zaman dulu.
Sumber: Buku Ensiklopedia Pintar, Ilustrasi: Ode
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR