Sederhana, lincah, mandiri, dan akrab dengan adat. Itulah teman-teman kita anak Sumba. Mereka tinggal di sebuah pulau yang berbatasan dengan benua Australia, yaitu Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sehari-hari
Aktifitas sehari-hari anak-anak Sumba tidak jauh berbeda dengan aktivitas anak-anak di pedesaan. Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, mereka bertugas menyapu dan mengambil air minum ke mata air di sungai. Selain itu, biasanya anak laki-laki mendapat tugas tambahan mengelurkan kuda dari kandang untuk ditambatkan di bawah pohon.
Mereka harus mengambil mata air di sungai karena di Sumba jarang sekali ada sumur. Orang tidak membuat sumur karena tanah di Sumba umumnya berbatu, sehingga sangat sulit untuk menggali sumur. Kalau bisa menggali pelan-pelan, mata airnya sangat dalam.
Tentu akan lebih praktis mengambil mata air di sungai. Sambil mandi, pulangnya mereka bisa menenteng jeriken berisi air untuk kebutuhan memasak di rumah.
Anak-anak Sumba juga wajib sekolah seperti kita. Mereka berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Di pedesaan, umumnya anak-anak Sumba ke sekolah tidak memakai sepatu atau sandal. Selain tidak biasa, memakai sepatu malah bikin repot mencucinya karena jalannya masih jalan tanah.
Selesai sekolah, mereka buru-buru pulang untuk membantu orang tua bekerja di ladang. Mereka belajar mencangkul, mencari kayu bakar, juga mengangkut hasil ladang ke rumah.
Kuda Menjadi Sahabat
Anak-anak Sumba kadang menghabiskan waktu sore dengan menunggang kuda di savana. Savana adalah padang rumput. Bagi anak Sumba, kuda adalah sahabat. Kuda menjadi hewan andalan untuk pergi ke ladang atau mengangkut hasil bumi.
Sebagai sahabat, kuda juga mengajarkan anak-anak Sumba menjadi anak yang pemberani dan tidak cengeng.
Di Pulau Sumba, kuda adalah hewan peliharaan yang sangat berharga. Di tanah yang gersang, terpencil, dan berhawa panas ini, kuda menjadi seperti kendaraan. Kuda menjadi sarana transportasi penting untuk mengangkut barang dan pergi ke ladang. Maka tak heran, kalau hampir setiap keluarga berada di Sumba memelihara satu atau dua ekor kuda sebagai hewan tunggangan.
Bagi anak-anak Sumba, kuda juga dianggap teman bermain. Sebagai teman bermain, anak Sumba mengajarkan kuda peliharaannya berlatih mengikuti pasola.
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR