Seperti yang kita tahu bahwa noken adalah tas asal Papua. Meski sama-sama di Papua, noken Wamena dan noken Raja Ampat ternyata berbeda, lo. Apa saja perbedaannya?
Noken dari Wamena dan noken Raja Ampat adalah dua noken yang paling terkenal. Noken Wamena bahkan sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda di tahun 2012.
Bahan
Noken Raja Ampat terbuat dari daun pandan pesisi atau yang biasa disebut daun tikar, ilalang rawa, dan bisa juga dari kulit kayu. Sedangkan noken Wamena dibuat dari akar anggrek. Inilah yang secara mendasar membedakan noken Raja Ampat dengan Noken Wamena.
Baca juga : Noken, Simbol Perdamaian Masyarakat Papua
Budaya
Perbedaan bahan tadi menunjukkan kedua jenis noken ini berasal dari budaya masyarakat yang berbeda. Seperti di Raja Ampat, bahannya berasal dari tumbuhan pesisir, yang memang lahir dari budaya pesisir. Sedangkan di Wamena terdapat budaya masyarakat hutan gunung, sehingga noken banyak dipakai mengangkut hasil hutan.
Bentuk
Bentuk kedua noken ini juga berbeda. Noken Raja Ampat berbentuk kotak dengan tekstur yang kaku. Tampilan nokennya juga bervariasi warna alam serta memiliki bentuk tutup yang beragam. Sedang noken Wamena bentuknya seperti kantung dengan tekstur yang jatuh seperti kain.
Cara Pakai
Noken Wamena biasanya dipakai di kepala lalu kantungnya dibiarkan jatuh di punggung. Sedangkan noken Raja Ampat digantung di pundah ataupun leher.
Baca juga : Honai, Rumah Adat suku Dani Papua
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR