Mabuug-buugan, Mandi Lumpur untuk Mendekatkan Diri dengan Pertiwi

By Iveta Rahmalia, Selasa, 20 November 2018 | 18:05 WIB
Warga desa Kedonganan usai mengikuti tradisi mebuug-buugan (mandi lumpur) di lolohan (aliran) mangrove di kawasan desa kedonganan, Badung, Kamis (10/3/2016). (TRIBUN BALI/RIZAL FANANY)

Sayangnya, tradisi bermain lumpur tersebut sudah lama punah. Mungkin, tradisi tersebut kurang diminati karena dianggap kotor dan jorok.

Sempat Punah

Tradisi ini pernah punah mulai tahun 1963-2015 akibat meletusnya Gunung Agung dan Peristiwa G/30/S PKI. 

Setelah lama punah, tradisi mabuug-buugan itu akhirnya dihidupkan lagi di Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.

Sejak tahun 2015, tradisi mabuug-buugan diadakan lagi di daerah rawa-rawa di kawasan hutan bakau Kedonganan.

Baca Juga : Mengenal Tradisi Messalu Lembang, Ritual Menolak Gempa di Mamasa

Dengan mengenakan kain setinggi pinggang, peserta melumuri tubuhnya dengan lumpur.

Sesekali mereka juga melempari rekan mereka dangan lumpur, sehingga seperti sedang terjadi perang lumpur.

Usai bermain lumpur, mereka berlari bersama menuju Pantai Kedongan untuk membersihkan diri. Wah, seru, ya, acaranya.

(Sigit Wahyu)

Lihat juga video ini, yuk!