Kini, si Bungsu sudah berada di ruangan tawanan di istana Uzengi. Selama empat puluh hari, Uzengi memberinya pelajaran tentang perubahan bentuk menjadi hewan. Dan di akhir pelajaran ia selalu bertanya, “Apa kau sudah bisa berubah bentuk?”
Si Bungsu melakukan apa yang diajarkan Ibu Siluman. Ia selalu menjawab, “Aku belum bisa!”
Setelah lewat 40 hari, Uzengi menyerah dan membebaskan si Bungsu. Namun syaratnya ia harus membawakan Putri Peri. Si Bungsu berjanji akan mencari Putri Peri. Ia lalu kembali ke tempat Ibu Siluman. Wanita buruk rupa namun baik hati itu sangat marah, lebih marah dari sebelumnya,
“Aku kan sudah mengingatkan kamu. Jangan mengeluarkan pedang dari sarungnya!”
Si Bungsu sangat sedih dan merasa bersalah. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?"
Baca Juga : Di Taiwan Ada Budaya Makan 4 Kali Sehari, lo! Seperti Apa, ya?
Melihat wajah si Bungsu, Ibu Siluman menjadi iba. Ia lalu memberi tahu, bahwa Putri Peri tinggal di sebuah istana yang tidak bisa didekati siapapun. Itu karena istananya dikelilingi mantra ajaib. Namun, jika ada yang berhasil masuk ke istananya, maka Putri Peri akan kehilangan kekuatannya sebagai peri. Ia akan menjadi manusia biasa yang tak punya kekuatan.
"Tidak hanya Uzengi, para siluman juga jatuh cinta pada Putri Peri. Beberapa tahun lalu, para siluman berusaha menculiknya, tapi tidak bisa melawan kesaktian jimat Putri Peri,” tambah Ibu Siluman.
"Lalu bagaimana mungkin aku bisa masuk ke istana itu?" desah Bungsu putus asa.
"Apa yang sudah kau pelajari dari Uzengi?" tanya Ibu Siluman.
"Aku sudah belajar cara mengubah diriku menjadi burung," jawabnya.
"Kalau begitu baiklah, anakku," kata Ibu Siluman, "Ubah dirimu menjadi burung kecil, dan terbanglah masuk ke istana Putri Peri. Di taman, ada kandang batu. Dengan masuk ke kandang itu, kau sudah mengalahkan kekuatan Putri Peri. Bawalah dia ke tempat Uzengi.”
Baca Juga : Selain dengan Insang, Bagaimana Sebenarnya Hewan Bernapas dalam Air?
Si Bungsu segera mengubah dirinya menjadi burung kecil. Ia terbang dan langsung masuk ke taman istana. Ia menemukan sangkar batu dan segera masuk ke dalamnya. Di saat itu, hilanglah kekuatan sakti Putri Peri. Burung itu seketika berguncang dan menjadi besar. Lalu berubah menjadi si Bungsu lagi.
"Sekarang, hai pemuda," kata Putri Peri, "Aku telah menjadi makhluk biasa seperti dirimu. Kau tidak perlu takut. Aku akan patuh padamu.”
Putri Peri berkata lagi, kini tak ada lagi pelindung di sekeliling istananya. Siapa saja bisa masuk ke dalam istananya. Putri Peri juga melapor pada ayahnya bahwa ia telah menjadi calon pengantin seorang manusia.
Si Bungsu memberi tahu bahwa ia putra seorang Sultan. Pesta pernikahan harus dilakukan di istana ayahnya.
Si Bungsu lalu membawa Putri Peri pergi. Ketika mendekati istana Uzengi, Putri Peri kini tahu maksud si Bungsu. Ia menangis sedih. Si Bungsu menenangkan dan menjelaskan.
“Aku harus membawamu ke sana untuk menyelamatkan diriku. Tapi aku berjanji tidak akan meninggalkanmu di sana. Aku akan melawan Uzengi dulu,” janji si Bungsu.
Baca Juga : Pohon di Tasmania Jadi yang Tertinggi di Dunia, Berapa Tingginya?