Dongeng Anak: Cermin Ajaib (Bagian 2)

By Sepdian Anindyajati, Kamis, 13 Desember 2018 | 15:30 WIB
Ilustrasi cermin ajaib. (Pexels.)

Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini. 

Dongeng anak hari ini bercerita tentang cermin ajaib

Yuk, kita langsung saja membaca dongeng anak hari ini. 

-------------------------------------------------

Baca Juga : Tiba-Tiba Muncul Luka Melepuh di Kulit? Kenali Penyebabnya, yuk!

Ketika sudah berada di dekat rumah Ibu Siluman, si Bungsu merasa sudah aman. Karena penasaran ingin melihat bentuk pedang Uzengi, ia menarik pedang itu dari sarungnya. Dan tiba-tiba saja, si Bungsu sudah berada di dalam genggaman Uzengi.

"Berani sekali kau mencuri pedangku! Rasakan kekuatanku!” raung raksasa itu. Ia membawa si Bungsu kembali ke istananya.

Sebelum berangkat ke istana si raksasa, Ibu Siluman telah mempersiapkan si Bungsu andai ia gagal. Ibu Siluman telah memberitahu, bahwa jika ia menjadi tawanan Uzengi, maka Uzengi pasti akan mengajari cara berubah bentuk menjadi hewan. Maka, andai Uzengi bertanya, ‘Apa kau sudah bisa berubah bentuk?’ maka si Bungsu harus menjawab, ‘Saya belum bisa!’

“Uzengi sangat suka makan daging hewan. Kalau kau berubah bentuk, kau akan langsung disantapnya!” begitu pesan Ibu Siluman sebelum si Bungsu berangkat dulu.

Baca Juga : Yuk, Perbanyak Makan Sayur dan Buah, Bisa Membuat Bahagia, lo!

 Baca Juga : Selain Mabuk Darat, Ada Juga Mabuk Laut, Bagaimana Mengatasinya?

Kini, si Bungsu sudah berada di ruangan tawanan di istana Uzengi. Selama empat puluh hari, Uzengi memberinya pelajaran tentang perubahan bentuk menjadi hewan. Dan di akhir pelajaran ia selalu bertanya, “Apa kau sudah bisa berubah bentuk?”

Si Bungsu melakukan apa yang diajarkan Ibu Siluman. Ia selalu menjawab, “Aku belum bisa!”

Setelah lewat 40 hari, Uzengi menyerah dan membebaskan si Bungsu. Namun syaratnya ia harus membawakan Putri Peri. Si Bungsu berjanji akan mencari Putri Peri. Ia lalu kembali ke tempat Ibu Siluman. Wanita buruk rupa namun baik hati itu sangat marah, lebih marah dari sebelumnya,

“Aku kan sudah mengingatkan kamu. Jangan mengeluarkan pedang dari sarungnya!”

Si Bungsu sangat sedih dan merasa bersalah. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Baca Juga : Di Taiwan Ada Budaya Makan 4 Kali Sehari, lo! Seperti Apa, ya?

Melihat wajah si Bungsu, Ibu Siluman menjadi iba. Ia lalu memberi tahu, bahwa Putri Peri tinggal di sebuah istana yang tidak bisa didekati siapapun. Itu karena istananya dikelilingi mantra ajaib. Namun, jika ada yang berhasil masuk ke istananya, maka Putri Peri akan kehilangan kekuatannya sebagai peri. Ia akan menjadi manusia biasa yang tak punya kekuatan.

"Tidak hanya Uzengi, para siluman juga jatuh cinta pada Putri Peri. Beberapa tahun lalu, para siluman berusaha menculiknya, tapi tidak bisa melawan kesaktian jimat Putri Peri,” tambah Ibu Siluman.

"Lalu bagaimana mungkin aku bisa masuk ke istana itu?" desah Bungsu putus asa.

"Apa yang sudah kau pelajari dari Uzengi?" tanya Ibu Siluman.

"Aku sudah belajar cara mengubah diriku menjadi burung," jawabnya.

"Kalau begitu baiklah, anakku," kata Ibu Siluman, "Ubah dirimu menjadi burung kecil, dan terbanglah masuk ke istana Putri Peri. Di taman, ada kandang batu. Dengan masuk ke kandang itu, kau sudah mengalahkan kekuatan Putri Peri. Bawalah dia ke tempat Uzengi.”

Baca Juga : Selain dengan Insang, Bagaimana Sebenarnya Hewan Bernapas dalam Air?

Si Bungsu segera mengubah dirinya menjadi burung kecil. Ia terbang dan langsung masuk ke taman istana. Ia menemukan sangkar batu dan segera masuk ke dalamnya. Di saat itu, hilanglah kekuatan sakti Putri Peri. Burung itu seketika berguncang dan menjadi besar. Lalu berubah menjadi si Bungsu lagi.

"Sekarang, hai pemuda," kata Putri Peri, "Aku telah menjadi makhluk biasa seperti dirimu. Kau tidak perlu takut. Aku akan patuh padamu.”

Putri Peri berkata lagi, kini tak ada lagi pelindung di sekeliling istananya. Siapa saja bisa masuk ke dalam istananya. Putri Peri juga melapor pada ayahnya bahwa ia telah menjadi calon pengantin seorang manusia.

Si Bungsu memberi tahu bahwa ia putra seorang Sultan. Pesta pernikahan harus dilakukan di istana ayahnya.

Si Bungsu lalu membawa Putri Peri pergi. Ketika mendekati istana Uzengi, Putri Peri kini tahu maksud si Bungsu. Ia menangis sedih. Si Bungsu menenangkan dan menjelaskan.

“Aku harus membawamu ke sana untuk menyelamatkan diriku. Tapi aku berjanji tidak akan meninggalkanmu di sana. Aku akan melawan Uzengi dulu,” janji si Bungsu. 

Baca Juga : Pohon di Tasmania Jadi yang Tertinggi di Dunia, Berapa Tingginya?

Ketika mereka mencapai gerbang istana, Uzengi melihat mereka. Di luar dugaan, raksasa itu malah menangis dengan suara keras,

"Pergi, pergi! Jangan mendekat ke sini! Kau telah mampu membawa Putri Peri ke sini. Itu artinya kau bisa melakukan apa saja dengan kekuatanmu. Jaga gadis itu dengan pedangku. Hanya jangan kau mendekat ke sini lagi!”

Si Bungsu sangat terkejut dan gembira. Ia segera membawa Putri Peri ke kebun para Siluman. Begitu pada siluman melihatnya membawa pedang Uzengi, mereka berteriak bersama-sama,

"Pergi, pergilah! Jangan mendekat ke sini! Kami takut padamu. Jika kau bisa mengambil pedang Uzengi dan juga Putri Peri, itu artinya kau bisa melakukan apa saja dengan kekuatanmu! Sekarang kau telah punya gadis, pedang, dan cermin. Jagalah semua itu!”

Setelah melakukan semua yang diharapkan darinya, si Bungsu mengantarkan Putri Peri ke rumah Ibu Siluman. Mereka beristirahat sebentar dan mengucapkan selamat tinggal, lalu melanjutkan perjalanan pulang.

Setelah pengembaraan panjang, tibalah mereka di tempat si Bungsu dan kedua kakaknya berpisah dulu. Ia memeriksa di bawah batu dan menemukan bahwa semua cincin itu masih ada di sana.

Baca Juga : Kawah Plato di Permukaan Bulan, Objek Favorit Pengamat Bulan

"Apa yang bisa telah terjadi pada kakak-kakakku?" gumamnya sendiri.

Si Bungsu lalu melihat di kejauhan. Di sana ia melihat kedua kakaknya dalam keadaan yang menyedihkan. Pakaian mereka compang camping dan mereka sangat kurus. Si Bungsu sangat senang bertemu dengan kedua kakaknya lagi.

Si Bungsu lalu menceritakan semua pengalamannya. Kedua kakaknya melihat si Bungsu telah memiliki gadis cantik dan cermin ajaib. Mereka sangat cemburu dan marah. Di sepanjang jalan pulang ke istana, kedua bersaudara itu mencari cara untuk mencelakakan adik mereka.

Di suatu tempat, mereka melihat sebuah sumur dengan penutup yang kokoh. Di dalamnya ada sedikit air. Si Sulung lalu menyuruh si Bungsu mengisi kendi-kendi air mereka semua dengan air. Mereka lalu menurunkan si Bungsu dengan tali ke dalam sumur.

Baca Juga : Fenomena Solstis Sebentar Lagi, Banyak Bangsa Menunggu Fenomena Ini

Dengan tulus, si Bungsu mengisi kendi-kendi dengan air. Ketika ia meminta agar ditarik ke atas lagi, kedua kakaknya telah pergi meninggalkannya. Mulut sumur telah mereka tutup lagi. Si Bungsu sangat sedih dan menangis. Si Sulung dan si tengah pergi membawa cermin dan Putri Peri. Namun mereka meninggalkan kuda si Bungsu di dekat sumur.

Setiba di istana, Si Sulung dan si Tengah mengembalikan cermin ajaib pada ayah mereka. Sultan seketika pulih lagi karena bahagia. Si Sulung dan si Tengah berkata bahwa mereka tidak melihat si Bungsu sejak mereka berpisah jalan.

Sultan sangat gembira karena cermin ajaibnya telah ditemukan kembali. Ia segera melupakan kesedihannya karena kehilangan si Bungsu. Ia memerintahkan persiapan untuk pernikahan Putri Peri dengan putra sulungnya.

Sementara itu, kuda si Bungsu sangat menderita karena kelaparan dan kehausan. Ia meringkik dan kakinya terus menghentak-hentak tutup sumur sampai akhirnya pecah.

Baca Juga : Congklak, Permainan Tradisonal yang Masih Bertahan Sampai Sekarang

Ketika mendengar ringkikan kudanya, si Bungsu bersemangat kembali. Dengan susah payah ia memanjati dinding sumur. Perjuangan si Bungsu sungguh luar biasa. Sedikit demi sedikit, ia akhirnya berhasil keluar dari sumur.

Si Bungsu lalu memberi minum kudanya. Kemudian ia memacu kudanya menuju istana ayahnya. Sultan sangat gembira melihat kedatangan putra bungsunya. Ia sangat marah pada si Sulung dan si Tengah. Sultan menyuruh pengawalnya untuk memenjarakan mereka. Namun si Bungsu yang baik hati, memaafkan mereka.

Si Bungsu sangat bahagia karena Putri Peri selamat. Ia telah menyelamatkannya dan menempuh banyak bahaya untuk membawa Putri Peri ke istana itu. Kini pesta pernikahan meriah dilangsungkan untuk si Bungsu dan Putri Peri.

Cerita: Arsip Bobo

Baca Juga : Aquaman, Superhero Penguasa Lautan yang Menjadi Salah Satu Anggota Awal Justice League of America