Ia mengambil kapak dari pundaknya dan mengangkatnya tinggi ke atas, siap menebang pohon maple itu. Namun, sebelum kapaknya turun, tiba-tiba saja pohon maple menguap. Ia menggerakkan mahkota keemasannya dan berkata dengan suara manusia,
“Biarkan aku hidup dalam damai, pria baik. Aku akan memberimu hadiah!”
Pak Boris sangat terkejut karena pohon itu bisa bicara. Dia membiarkan kapaknya jatuh dari tangannya dan bertanya, “Bagaimana caranya kau memberiku hadiah?”
Pohon itu menggerakkan daun-daun keemasannya dan berkata, “Lihatlah ke akar-akarku. Kau akan temukan hadiahmu. Gunakanlah sebaik mungkin, dan jangan kembali ke sini lagi!” ujar Pohon Maple.
Pak Boris segera berjongkok dan menyibakkan daun-daun kering di dekat akar pohon. Betapa terkejutnya ia saat melihat sebuah kendi yang terkubur tanah. Hanya bagian atasnya yang terlihat, penuh dengan koin emas.
“Istriku, lihatlah!” seru Pak Boris girang.
Ia dan istrinya segera menggali kendi itu dan membawa pulang semua koin emas di dalam kendi itu ke rumah.
Dalam sekejap, mereka menjadi orang kaya di desa itu. Mereka membangun rumah yang lebih besar, membeli peternakan, dan mempunyai beberapa pelayan. Kini mereka tak perlu susah payah bekerja lagi.
Kemujuran mereka bukan itu saja. Tak lama kemudian, kepala desa meninggal dunia. Penduduk desa harus memilih kepala desa yang baru. Akhirnya, mereka sepakat memilih Pak Boris, karena dialah yang paling kaya di desa itu.
Baca Juga : Kalau Tidak Dipotong, Apa Rambut Bisa Tumbuh Sampai Tidak Terbatas?
Setelah seminggu Pak Boris menjadi kepala desa, Bu Boris menjadi sombong dan tak puas. Ia merasa bosan hanya menjadi istri kepala desa. Maka katanya pada Pak Boris,
“Suamiku, bawalah kapakmu dan kembalilah ke hutan, tempat si Pohon Maple yang mempunyai kendi emas. Mintalah padanya kendi emas yang lebih besar, aku lelah hanya menjadi istri kepala desa!”