Dari Monster Laut Sampai Angpau, Ini Legenda Tradisi Tahun Baru Imlek!

By Avisena Ashari, Jumat, 1 Februari 2019 | 11:28 WIB
Suasana tahun baru imlek (MaxPixel's contributors)

Bobo.id - Tahun ini, tahun baru imlek akan dirayakan pada tanggal 5 Februari 2019.

Tradisi tahun baru imlek apa yang paling kamu tunggu-tunggu?

Kalau Bobo, tidak sabar ingin mencicipi kue keranjang dan juga melihat lampu lampion, teman-teman.

Rupanya setiap tradisi ini punya kisah dibaliknya, lo. Ayo, cari tahu!

Monster Nián

Salah satu legenda yang paling terkenal adalah legenda Nián.

Nián merupakan monster yang hidup di dasar laut. Setiap satu tahun sekali, ia naik ke daratan untuk mencari mangsa, baik hewan maupun manusia.

Saat Nián datang, orang-orang akan bersembunyi di gunung dan di dalam rumah.

Suatu hari, ada seorang pengemis yang membutuhkan tempat berlindung.

Baca Juga : Selalu Identik dengan Tahun Baru Imlek, Ini Dia 5 Fakta Seru Barongsai

 

Tapi orang-orang sedang sibuk menyelamatkan diri. Hanya ada satu wanita yang mau memberikan pertolongan. Dengan syarat pengemis tersebut membantunya mengusir Nián.

Si pengemis pun menghias rumah-rumah tersebut dengan kertas berwarna merah, dan memasang banyak petasan.

Saat Nián datang, monster ini terkejut melihat pengemis memakai pakaian merah, rumah-rumah berwarna merah, dan banyak suara petasan.

Rupanya, Nián takut dengan warna merah dan suara petasan.

Karena itulah, setiap tahun baru imlek, banyak hiasan warna merah dan ada perayaan kembang api.

Kertas Pengusir Roh Jahat

Salah satu dekorasi imlek yang khas adalah kertas besar panjang yang ditempelkan di depan rumah.

Baca Juga : Perayaan Imlek Identik dengan Warna Merah, Bagaimana Asal Usulnya, ya?

Rupanya ini adalah syair yang namanya chūn lián. Kertas syair yang memanjang ini dianggap bisa melindungi para penduduk dari Nián dan para roh jahat.

Dikisahkan, roh jahat berkeliaran di dunia manusia saat malam hari.

Di gerbang antara dua dunia, Dewa akan menangkap roh jahat yang melakukan keburukan pada manusia, untuk diumpankan pada harimau.

Kalirafi Keberuntungan

Selain syair di kertas yang memanjang, juga ada kaligrafi yang bertuliskan satu kata atau huruf dalam bahasa Mandarin.

Yang paling sering adalah kata fú. Kata ini artinya kebahagiaan atau keberuntungan.

Uniknya, kaligrafi ini dipasang dengan cara terbalik, lo.

Pada zaman Dinasti Ming, semua penduduk harus memasang kaligrafi ini saat tahun baru Imlek. Para prajurit akan berkeliling ke setiap rumah untuk memeriksanya.

Baca Juga : Bebek Peking, Makanan Lezat Khas Tiongkok Sejak Zaman Dinasti Ming

Kemudian di salah satu rumah, ada yang memasangnya terbalik. Nah, Kaisar hampir akan menghukum keluarga ini.

Namun sang Permaisuri mengatakan kalau kata "terbalik" memiliki kesaman bunyi dengan kata "di sini". Kata itu sama-sama berbunyi dào.

Kata permaisuri, kalau tulisannya terbalik, justru artinya keberuntungan sudah datang. Sehingga keluarga itu tidak jadi mendapatkan hukuman.

Sejak saat itu, semua dekorasi ini dipasang terbalik, lo. Ini untuk mengingat kebaikan sang Permaisuri dan tanda kalau keberuntungan sudah datang.

Amplop Angpau Merah

Alkisah, dahulu kala ada roh jahat yang bernama Sui.

Sui akan muncul pada malam tahun baru dan menghampiri anak-anak yang sedang tidur.

Ia akan menepuk kepala anak-anak sebanyak tiga kali.

Baca Juga : Meski Cap Cai Berasal dari Tiongkok, Cap Cai Tidak Populer di Sana, lo

Setelahnya, anak-anak akan sakit demam dan mengalami perubahan kepribadian, teman-teman.

Suatu hari, ada orang tua yang memberi anaknya uang recehan.

Saat si anak tidur, orang tuanya menaruh koin receh tersebut di dalam bungkusan kertas merah, dan meletakkannya di samping bantal.

Saat Sui datang, uang receh itu bersinar dan menakuti Sui.

Semenjak saat itu, di malam tahun baru imlek, orang tua akan memberi anak-anaknya uang receh yang dibungkus dengan kertas berwarna merah.

Itulah beberapa cerita legenda dibalik tradisi tahun baru imlek, teman-teman.

Baca Juga : Ini Makanan Wajib Perayaan Tahun Baru Imlek di Tiongkok! Apa Saja, ya?