Hampir sejam aku menunggu. Nama Mita terus dipanggil. Aku pasrah. Sebaiknya aku pulang saja.
Biarlah Papa, Mama dan Tante Vina marah. Aku memang salah sudah meninggalkan Mita.
Kukemasi tasku. Aku pamit pada Pak Satpam. Pak Satpam itu berjanji akanmengantar Mita ke rumah kalau Mita datang.
Baca Juga : Jangan Asal Memberi Makan Hewan Paling Bahagia di Dunia Ini, Bisa Didenda, lo!
Aku berjalan gontai. Bagaimana cara memberi kabar buruk ini ke orangtuaku? Mereka bisa pingsan.
Seseorang menepuk bahuku dari belakang. Aku menoleh.
“Mita?” kupeluk dia sekuat-kuatnya. Mita berusaha melepaskan pelukanku.
“Ih… Norak. Kenapa matamu sembab? Habis nangis, ya?”
Baca Juga : Sering Merasa Pusing saat Membaca Buku di Mobil? Ini Penyebabnya