Kami pun menuju rumah makan. Baru masuk di pintunya saja, harum masakan sudah merebak. Air liurku menetes.
Pelayan rumah makannya sangat cekatan. Bertumpuk-tumpuk piring diletakkan dengan satu tangan. Membawanya tanpa terjatuh. Lalu menghidangkan di meja kami. Mita menatap kagum.
“Aku beli ini buat kamu,” kataku sambil menunjukkan belanjaan tadi.
Baca Juga : Dongeng Bona and Friends: Rumah Burung
Mita tersenyum. “Terima kasih, Nina. Maaf sudah merepotkanmu dan bikin bingung,” jawabnya.
“Kalau aku ke Surabaya, aku juga bakal menghilang. Biar kamu merasakan bagaimana paniknya aku.” Aku pura-pura marah.
Mita tertawa. “Aku tunggu kamu di Surabaya.”
Baca Juga : Ingin Tidur Lebih Nyenyak? Jauhkan Benda-Benda ini dari Tempat Tidurmu
Cerita oleh: Novia Erwida. Ilustrasi: yanB
Tonton video ini, yuk!