Rupanya sisir buatan Pak Bayram dianggap bagus sehingga mereka membeli semua sisir itu. Mereka bahkan memesan seribu sisir lagi. Pak Bayram segera pulang dengan gembira dan mulai membuat sisir.
Beberapa bulan kemudian, seribu sisir sudah selesai dibuat. Pak Bayram membawa seribu sisir itu ke pedagang yang memesannya. Pedagang itu membayarnya dengan harga mahal. Betapa gembiranya Pak Bayram.
Kini, Pak Bayram sudah menjadi orang kaya. Ia mengajak keluarganya berjalan-jalan keluar negeri dengan kapal laut. Sayangnya, Ayla si putri bungsu tidak kuat berlayar dengan kapal laut.
Baca Juga : Hati-Hati, Hal Ini Dapat Membahayakan Keselamatan Kita Saat Ada Petir!
“Aku akan tinggal di rumah saja, Ayah, Ibu,” kata Ayla. “Aku pasti mabuk laut dan tidak menikmati perjalanan. Ayah, Ibu, dan Kak Aydan saja yang pergi.”
Bu Bayram khawatir meninggalkan Ayla sendiri. Namun ia lalu teringat pada sahabat baiknya, Bu Hulya.
“Ibu titipkan kau pada Bu Hulya, ya. Bersikaplah yang baik di rumahnya,” pesan Bu Bayram pada putrinya.
Baca Juga : Di Gunung Kidul Ada Mi Instan yang Terbuat Dari Singkong, Ingin Coba?
Pak Bayram, Bu Bayram, dan Aydan akhirnya berangkat dengan kapal laut. Sementara Ayla tinggal di rumah Bu Hulya yang dipercaya oleh Bu Bayram.
Akan tetapi, ternyata Bu Hulya selama iri pada keberhasilan si Pak Bayram dan istrinya. Setelah penjualan sisirnya berhasil, Pak Bayram dan Bu Bayram menjadi jauh lebih kaya dari Bu Hulya. Kini, Bu Hulya ingin membuat keluarga Pak Bayram mengalami kesialan.
Pada suatu hari, Bu Hulya membawa Ayla ke tempat pemandian umum khusus wanita. Di kota itu, memang terdapat banyak tempat pemandian umum. Bu Hulya memberikan beberapa keping uang emas pada wanita penjaga tempat mandi. Ia menyuruh wanita itu menenggelamkan Ayla.
Baca Juga : Bagaimana Kelelawar Buang Air Besar? Ini Penjelasannya #AkuBacaAkuTahu