Pak Yu segera memindahkan kursi ke dekat jendelanya agar bisa mendengar kursi bergeser jika ada yang masuk. Pak Yu terus mengawasi celah di jendelanya.
Setelah beberapa waktu, dia mendengar suara seperti banteng yang melenguh keras di luar jendela.
Di saat itu, terdengar bunyi benturan di dekat jendela, seperti ada kekuatan yang mendorong jendela dengan kekuatan besar dari luar. Seluruh rumah bergetar dan tampak seperti akan runtuh.
Pak Yu takut dia akan terkubur di bawah reruntuhan. Ia terpaksa memutuskan untuk bertarung di luar rumah. Jadi, ia keluar dari pintu dan bergegas keluar.
Baca Juga : Selain Daging, Ternyata Spesies Hiu Ini Makan Tumbuhan Juga, lo!
Di luar, ia berhadapan dengan iblis berkepala banteng yang sangat besar, setinggi rumah. Dengan bantuan cahaya bulan, ia bisa melihat bahwa wajahnya hitam seperti batu bara.
Matanya menyemburkan api kuning. Ia memegang busur di tangannya dan memiliki beberapa anak panah di pinggangnya.
Pak Yu ketakutan. Iblis itu melepaskan panah kepadanya dan segera ia tangkis dengan pedangnya. Pak Yu bersiap untuk menyerang.
Iblis itu melepaskan anak panah lain. Pak Yu menghindar dengan melompat ke samping. Panah bergetar menembus dinding luar rumahnya.
Baca Juga : Ciri-Ciri Pantun Berbeda dengan Puisi Lainnya, Apa Saja Ciri-Cirinya?