Tamilok, Cacing Kayu yang Dikonsumsi Masyarakat di Filipina, Pernah Tahu?

By Avisena Ashari, Selasa, 11 Juni 2019 | 10:39 WIB
Tamilok yang sudah dibersihkan (Belle Piccio/Choose Philippines)

Bobo.id - Setiap negara pasti punya makanan eksotisnya masing-masing, teman-teman.

Di Filipina, ada juga makanan eksotis yang diburu di hutan, lo. Namanya adalah tamilok.

Tamilok ini adalah sejenis moluska yang tinggal di dalam kayu pohon, makanya ia juga dikenal sebagai cacing kayu.

Tamilok, Cacing Kayu yang Disukai Masyarakat Filipina

Saat ingin mengonsumsi tamilok, warga pergi ke hutan dan mencari kayu pohon mangrove kemudian membuka kayu itu perlahan. Di sanalah si cacing kayu tinggal.

Tamilok ini sebenarnya bukanlah keluarga cacing, teman-teman. Sebenarnya tamilok ini merupakan kerang tanpa cangkang yang tinggal di air asin.

Lalu kenapa disebut cacing kayu, ya?

Rupanya nama ini didapatkan tamilok karena ia bergerak seperti cacing untuk bisa masuk ke dalam kayu.

Tamilok tinggal di batang kayu mangrove yang membusuk, teman-teman.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Saat Ada Lalat Hinggap di Atas Makanan Kita?

Ini karena lingkungan di sekitar kayu mangrove memberi tamilok air asin yang cukup dan kayu untuk sumber makanannya.

Tidak Semua Kayu Mangrove Ditinggali Tamilok

Para pemburu tamilok hanya perlu menyusuri sungai di tepian hutan mangrove dan mencari kayu mangrove yang sudah mati.

Jadi, mangrove tidak dirusak oleh tamilok, teman-teman.

Saat ditemukan, ia akan membelah kayu itu dan di bagian tengahnya ada banyak tamilok yang tinggal di dalamnya.

Tamilok hanya bisa ditemukan di beberapa tempat di dunia, lo. Di Filipina, tamilok hanya ditemukan di hutan mangrove di Barangay, New Buswang, Filipina. Tepatnya di Hutan Bakawan.

Baca Juga: 5 Tanda yang Menunjukkan Ada Cacing Pita di Dalam Tubuh

Tamilok disebut teredo atau turu di Brasil. Di sana, tamilok juga tinggal di batang mangrove yang sudah mati. (Deplewsk/Wikimedia Commons)

Di kebanyakan tempat, kerang ini dimakan mentah-mentah tanpa dimasak. Namun tetap dibersihkan dan dibumbui dulu sebelumnya.

Di Filipina, tamilok diberi bumbu seperti cuka, air jahe, perasan jeruk nipis, potongan bawang, dan potongan cabai.

Oiya, meski dimakan mentah, tamilok tidak dimakan saat masih hidup, teman-teman. Ini karena saat kayu terbuka, udara di luar kayu yang mengenai tamilok akan membuatnya mati.

Biasanya, tamilok hanya disajikan untuk acara penting dan perayaan. Namun kini tamilok banyak dipanen untuk wisatawan, teman-teman.

Wah, meski banyak yang mengonsumsi tamilok, semoga ekosistem hutan mangrove tetap terjaga baik, ya.

Baca Juga: Cazu Marzu, Keju yang Dihuni oleh Belatung, Apakah Aman Dikonsumsi?

#GridNetworkJuara

Yuk, lihat video ini juga!