Hampir Punah, Keju Tertua dari Lebanon Ini Dibuat dalam Kendi Tanah Liat

By Tyas Wening, Senin, 5 Agustus 2019 | 20:59 WIB
Keju ambarees yang difermentasi dalam kendi tanah liat (Via food-heritage.org)

Meskipun keju ambarees tidak dimasak dan hanya melalui proses fermentasi, keju ini tetap aman untuk dimakan.

Keju ambarees biasanya diproduksi dari akhir bulan Maret hingga akhir September, saat susu domba sedang berlimpah dan kadar air rumput rendah.

O iya, keju ambarees yang sudah difermentasi bisa tahan hingga satu tahun untuk dikonsumsi, lo!

Keju Tertua di Dunia yang Hampir Punah

Karena hanya difermentasi menggunakan garam dan cara yang tradisional, keju ambarees punya rasa yang asin, teman-teman.

Sayangnya saat ini keju ambarees yang merupakan keju tertua di dunia sedang menghadapi kepunahan.

Baca Juga: Berbeda dengan Sushi, Funazushi Dibuat dengan Ikan Hasil Fermentasi Bertahun-Tahun, lo!

Hal ini disebabkan karena proses pembuatannya yang rumit dan membutuhkan waktu lama serta membutuhkan ketelitian.

Beberapa orang pembuat keju ambarees mengatakan kalau saat ini kebanyakan orang di Beirut, ibu kota Lebanon tidak memiliki waktu untuk membuat keju ambarees yang membutuhkan waktu lama.

Selain itu, untuk membuat keju ambarees juga dibutuhkan alat utama, yaitu kendi tanah liat sebagai tempat susu difermentasi menjadi keju.

Kendi tanah liat yang disebut sirdeleh ini ternyata sudah semakin jarang diproduksi di Lebanon, teman-teman.

Beberapa pembuat keju ambarees di Lebanon yang memiliki kendi tanah liat ini biasanya memiliki kendi itu berdasarkan warisan yang diberikan oleh keluarganya.

 

#GridNetworkJuara

Tonton video ini juga, yuk, teman-teman!