Bobo.id – Siapa di antara teman-teman yang pernah mencicipi lezatnya tengkleng?
Tengkleng adalah makanan berkuah yang berasal dari kota Solo. Makanan ini dibuat dari tulang dan jeroan kambing.
Tahukah kamu? Rupanya makanan itu dibuat saat rakyat sedang kesulitan di masa penjajahan, teman-teman.
Ayo, kita cari tahu tentang asal-usul tengkleng!
Baca Juga: Bosan Makan Sate Kambing? Daging Kambing Juga Enak Diolah dengan 4 Cara Ini
Tengkleng Solo yang Dibuat di Masa Penjajahan
Beberapa waktu lalu, jurnalis Kompas.com mewawancarai sejawaran dan Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma, Bapak Heri Priyatmoko.
Dalam wawancara itu, Pak Heri menjelaskan bahwa tengkleng merupakan hasil kreativitas warga Solo saat situasi sedang sulit, yaitu pada masa penjajahan Jepang.
Pada masa penjajahan Jepang, rakyat sulit mendapatkan bahan pangan. Sehingga rakyat harus mengolah apa saja untuk dijadikan masakan.
Salah satu bahan yang dimanfaatkan adalah sisa dari kambing yang diambil dagingnya, yaitu tulang dan jeroan kambing.
Saat itu, orang-orang yang berkecukupan hanya mengonsumsi daging kambing saja.
Karenanya, tulang dan jeroan kambing yang tersisa pun diolah menjadi racikan masakan yang diberi bumbu seperti kelapa, jahe, kunyit, serai, daun jeruk segar, lengkuas, kayu manis, daun salam, cengkeh kering, bawang putih, bawang merah, garam dapur, kemiri, pala, dan kecap. Yap, jadilah tengkleng yang lezat!
Tengkleng bukan hanya makanan hasil kreativitas saat masa sedang sulit, ada juga filosofi di balik semangkung tengkleng, lo.
Baca Juga: Pernah Coba Bebek Timbungan? Makanan Khas Bali Ini Mulai Langka
Filosofi Tengkleng
Salah satu ciri khas saat mengonsumsi tengkelng adalah makan sumsum dari dalam tulang kambing. Sumsum itu dihisap perlahan-lahan, teman-teman.
Rupanya, hidangan tengkleng dan cara menikmatinya ini dibawa dari filosofi agar tidak mudah takluk oleh penderitaan hidup.
Kemudian, bahan makanan dalam tengkleng itu juga dipengaruhi nasihat leluhur tentang jangan membuang nasi, atau menyia-nyiakan rezeki.
Menurut Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, Bapak Murdijati-Gardjito, ada makna di balik nama “tengkleng” juga, lo.
Nama “tengkleng” rupanya berasal dari bunyi ketika orang-orang zaman dulu makan menggunakan piring dari gebreng atau bahan semacam seng. Nah, saat digunakan untuk makan, piring itu berbunti “kleng-kleng-kleng”.
Oh iya, olahan makanan dari kambing bukan hanya tengkleng, lo. Ada juga tongseng.
Apa bedanya tengkleng dan tongseng, ya?
Baca Juga: Ada Daging Merah dan Daging Putih, Apa Saja Perbedaannya, ya?
Perbedaan Tengkleng dan Tongseng
Tengkleng tidak memiliki isian sayur seperti tongseng. Tongseng berisi sayuran lunak seperti kubis, sementara tengkleng berisi tulang dan jeroan seperti hati atau babat. Ada juga tambahan otak yang dibungkus dalam daun pisang.
Selain kubis, tongseng berisi kulit kepala, lidah, hati, dan daging kambing, serta menggunakan kecap, cabai, dan tomat.
Kesamaan antara keduanya adalah sama-sama menggunakan kuah gulai sebagai bahan pembuatannya.
Jika kamu berkunjung ke Solo, jangan lupa cicipi tengkleng dan tongseng, ya!
Baca Juga: Mi Ketoprak Asal Solo Berbeda dari Ketoprak Jakarta, Pernah Coba?
Yuk, lihat video ini juga!