Berusia Puluhan Ribu Tahun, Bagaimana Lukisan Gua Bisa Tetap Awet?

By Avisena Ashari, Rabu, 11 Desember 2019 | 15:34 WIB
Ilustrasi lukisan gua (Thomas Quine/Wikimedia Commons)

Dengan menemukan lukisan gua, para ahli bisa mempelajari masa lalu manusia.

Sebagian besar lukisan gua yang ditemukan menggambarkan simbol-simbol, hewan, dan gambar-gambar yang mirip.

Gambar hewan yang ditemukan di lukisan gua juga membantu ilmuwan memperkirakan bentuk dan rupa hewan di masa lalu.

Sekarang, penemuan lukisan gua tertua di dunia berada di Lubang Jeriji Saleh, area Karst Sangkulirang Mangkalihat, Kalimantan Timur. Lukisan gua itu diperkirakan berusia 40.000 - 52.000 tahun.

Baca Juga: Penemuan Fosil Sekumpulan Ikan Berenang Bersama Berusia 50 Juta Tahun di Amerika

Zat Pewarna Lukisan Gua

Segala sesuatu berubah karena pengaruh alami, namun lukisan gua berusia puluhan ribu tahun tetap bisa bertahan. Kok, bisa, ya?

Rahasianya, bahan pewarna yang digunakan oleh manusia prasejarah adalah bahan pewarna alami, seperti zat besi atau hematit yang bergabung membentuk pigmen (zat warna) yang disebut oker saat mulai teroksidasi.

Pigmen itu dicampur dengan arang atau tulang yang dibakar, kemudian dikentalkan menjadi seperti cat menggunakan lemak hewani atau minyak alami lainnya.