Stroke Juga Bisa Menyerang Anak-Anak, Ini yang Terjadi di Otak dan Tubuh Ketika Terserang Stroke

By Avisena Ashari, Kamis, 16 Januari 2020 | 18:00 WIB
Apa yang terjadi pada otak manusia jika mengalami stroke? (Ode/Majalah Bobo )

Bobo.id – Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, setiap tahun ada sekitar 15 juta orang mengalami stroke.

Umumnya, stroke terjadi pada orang dewasa, terutama orang tua berusia lanjut.

Namun stroke juga bisa terjadi pada anak-anak, bahkan pada adik bayi yang belum lahir.

Sebenarnya, apa itu stroke dan apa yang terjadi di tubuh manusia saat mengalami stroke?

Baca Juga: Bisa Cegah Diabetes dan Menjaga Jantung Sehat, Ini 6 Manfaat Berenang!

Kebutuhan Oksigen di Otak Manusia

Stroke adalah kondisi ketika aliran darah ke otak terhenti, meskipun hanya beberapa detik.

Otak manusia memiliki massa sebesar 2 persen dari total massa tubuh, namun kebutuhan oksigennya lebih dari 20 persen.

Seperti yang teman-teman ketahui, oksigen dan senyawa yang dibutuhkan oleh sel-sel dan organ tubuh dibawa oleh darah.

Oksigen di otak manusia dibawa oleh darah melalui pembuluh darah arteri, yaitu arteri karotid di bagian depan otak dan arteri vertibralis di bagian belakang otak.

Kedua arteri itu terhubung dan terbagi menjadi beberapa cabang pembuluh darah yang lebih kecil.

Apa yang Terjadi di Tubuh Saat Mengalami Stroke?

Ada dua kondisi stroke yang bisa terjadi pada seseorang, teman-teman, yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik.

Pada stroke hemoragik, sebuah pembuluh darah pecah sehingga darah masuk ke dalam otak dan membuat sel-sel di dalam otak rusak.

Stroke hemoragik lebih jarang terjadi dibandingkan stroke iskemik.

Pada stroke iskemik, pembuluh darah tersumbat oleh darah yang menggumpal dan menutup jalan untuk aliran darah.

Akibatnya, oksigen dan senyawa lain dalam darah tidak bisa masuk ke dalam otak.

Baca Juga: Agar Peredaran Darah Lancar, Coba Konsumsi 8 Makanan Ini, yuk!

Bagaimana Bisa Ada Darah yang Menggumpal pada Stroke Iskemik?

Peredaran di tubuh kita berhubungan dengan organ jantung.

Pada saat tertentu, perubahan tiba-tiba pada detak jantung membuat bagian serambi atau atrium jantung tidak bisa berkontraksi secara normal. Kondisi ini membuat aliran darah melambat.

Saat aliran darah melambat, trombosit, faktor pembekuan darah, dan fibrin bisa saling menempel dan membentuk gumpalan darah.

Gumpalan darah itu itu bisa terbawa aliran darah ke arteri yang membawa darah ke otak.

Kemudian, akhirnya darah yang menggumpal itu masuk ke cabang arteri yang kecil dan menutup jalan aliran darah.

Karena adanya gumpalan darah pada arteri menuju otak itu membuat asupan oksigen ke sel di otak kurang.

Namun, otak kita tidak memiliki saraf penerima rasa sakit, sehingga seseorang yang mengalaminya tidak bisa merasakan gumpalan pada arteri itu.

Di sisi lain, otak yang kekurangan oksigen akan melambat pekerjaannya dan menunjukkan dampak-dampak tertentu.

Misalnya, jika area otak yang terpengaruh adalah area yang mengatur kemampuan berbicara, maka kemampuan berbicara lama-kelamaan akan terganggu.

Begitupun juga jika area otak yang terpengaruh adalah area yang mengatur pergerakan otot, maka sebagian tubuh bisa lemas.

Meskipun tubuh menanggapi kondisi itu dengan berusaha mengirimkan aliran darah pada area yang tersumbat gumpalan darah, sel di otak yang kekuragan oksigen bisa mati.

Lama-kelamaan, kondisi itu menyebabkan kerusakan pada otak dan membuat tubuh seseorang tidak bisa bekerja seperti yang seharusnya.

Sehingga, saat seseorang terkena stroke harus segera diberikan penanganan medis oleh dokter secepatnya.

Tapi, bagaimana cara mengetahui jika seseorang mengalami stroke?

Baca Juga: Kebiasaan Jalan Kaki Baik untuk Jantung dan Bisa Membantu Kita Berpikir Kreatif!

Cara Mengetahui Jika Seseorang Mengalami Stroke

Yang pertama, kita bisa memeriksa stroke dengan tersenyum. Posisi mulut yang terlihat bengkok atau wajah yang terlihat turun bisa menjadi tanda otot yang lemas.

Yang kedua, angkat lengan ke dua sisi tubuh. Jika salah satunya lemas ke bawah, ini juga bisa menjadi tanda stroke.

Yang ketiga adalah mengucapkan kata yang sederhana. Jika cara bicara tidak seperti biasanya , maka bisa jadi area otak yang mengatur bahasa mengalami kekurangan oksigen.

Jika ada tanda-tanda di atas, sebaiknya segera hubungi pihak medis atau lakukan pemeriksaan ke dokter agar bisa diberikan tindakan yang tepat.

Baca Juga: Pernah Alami Brain Freeze? Apa yang Terjadi di Tubuh Kita Saat Mengalami Brain Freeze?

Yuk, lihat video ini juga!