Ilmuwan Mengungkap Sebab Jutaan Burung Mati di Tepi Samudra Pasifik, Ada Apa?

By Avisena Ashari, Minggu, 19 Januari 2020 | 16:38 WIB
Burung common murre (Uria aalge) (Hobbyfotowiki/Wikimedia Commons)

Karena kenaikan suhu air laut itu, ganggang yang ada di sana tidak lagi banyak jumlahnya. Padahal, ganggang atau alga itu menjadi makanan bagi banyak makluk laut, mulai dari udang hingga paus.

Suhu panas justru menyebabkan berkembangnya alga berbahaya di sepanjang tepi barat, yang membuat banyak hewan mati.

Selain common murre, hewan lain yang terkena dampak kematian massal itu adalah singa laut, puffin, dan paus baleen.

Menurut ilmuwan, burung common murre bisa mati kelaparan karena area laut yang panas menyebabkan semakin banyak hewan berebut mangsa yang jumlahnya semakin sedikit.

Burung common murre adalah burung laut yang makan ikan kecil (Michael Haferkamp/Wikimedia Commons)

Baca Juga: Penyebab Kepunahan Great Auk, Burung Laut yang Mirip Penguin

Laut yang memanas menyebabkan kenaikan metabolisme pada ikan pemangsa ikan kecil, misalnya ikan salmon, ikan cod, dan halibut, sehingga mereka jadi makan lebih banyak.

Karena ikan kecil habis dikonsumsi oleh ikan-ikan itu, akhirnya burung common murre tidak kebagian dan akhirnya mati kelaparan.

Akibatnya, sampai sekarang, jumlah burung common murre belum bisa kembali seperti sedia kala.

Dipicu Perubahan Iklim

Ditambah lagi, area laut yang memanas terbentuk juga di tempat lainnya seperti tepi laut Washington di Amerika dan di pantai timur Selandia Baru.