Kecerdasan Tidak Hanya Diukur dari IQ, Ada Juga EQ dan AQ! Apa Bedanya?

By Tyas Wening, Selasa, 31 Maret 2020 | 15:00 WIB
Ilustrasi belajar di kelas (Photo by National Cancer Institute on Unsplash)

 

Bobo.id - Teman-teman pasti sudah pernah mendengar istilah IQ, kan?

IQ dianggap sebagai indikator tingkat kecerdasan seseorang yang akan memengaruhi kemampuan berpikir, berakal, dan menanggapi sesuatu. IQ dikenal juga sebagai kecerdasan intelektual.

Tingkat IQ seseorang diukur dengan angka atau nilai dalam beberapa kriteria.

Biasanya, untuk mengetahui tingkat IQ, kita harus melalui serangkaian tes IQ.

Jika nilai tesnya menunjukkan angka di atas 140, maka nilai ini termasuk dalam kategori nilai tinggi, sedangkan kategori rendah adalah angka di bawah 70.

Baca Juga: Tanda Daya Tahan Tubuh Menurun, Waspada Jika Ini Terjadi pada Tubuhmu

Beberapa Tokoh Dunia dengan Tingkat IQ yang Tinggi

Nah, ada beberapa tokoh dunia yang tercatat memiliki IQ yang tinggi dan dianggap sebagai orang dengan kecerdasan di atas rata-rata.

Albert Einstein, seorang profesor dan ilmuwan yang terkenal di abad 20 dianggap sebagai orang dengan kecerdasan di atas rata-rata.

Beliau dianggap sebagai salah satu orang terpintar karena memiliki IQ sebesar 190, lo.

Selain Albert Einstein, ada juga Stephen Hawking, seorang ilmuwan fisika teoritis yang juga seorang profesor matematika di Universitas Cambridge, Inggris.

Stephen Hawking tercatat memiliki nilai IQ sebesar 160, nih.

Selain IQ, tingkat kecerdasan seseorang ternyata tidak hanya dilihat dari IQ saja, karena ada juga EQ dan AQ yang turut menentukan tingkat kecerdasan seseorang.

Apa bedanya IQ, EQ, dan AQ dalam menentukan kecerdasan seseorang, ya?

IQ (Intelligent Quotient)

IQ adalah singkatan dari intelligent quotient atau kecerdasan individu dan berhubungan dengan kemampuan penalaran atau berpikir.

Intelligent atau intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu atau seseorang untuk berpikir dan bertindak secara logis, terarah, dan bisa mengauasai serta mengolah lingkungan dengan lebih efektif.

Baca Juga: Tidak Selalu 8 Gelas per Hari, Ini Cara Minum Air Putih yang Benar

Kepintaran seseorang sering diukur dengan melihat tingkat IQ. Sebab aspek ini memang berguna untuk menyelesaikan masalah, menghasilkan persoalan-persoalan baru, hingga menciptakan sesuatu yang bisa memunculkan penghargaan.

Secara singkat, IQ mewakili kecerdasan dasar yang dimiliki seseorang dan mencakup sejumlah kemampuan.

Selain kecerdasan yang sudah disebutkan di atas, IQ juga berguna untuk berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan kemampuan belajar.

Baca Juga: Peredaran Darah Ganda pada Manusia, Bagaimana Jalur Peredarannya?

Itulah sebabnya beberapa orang yang memiliki tingkat IQ yang tinggi biasanya berbicara lebih cepat dan mampu menguasai beberapa bahasa saat usianya masih kecil.

Dalam aspek IQ, hanya dimasukkan kemampuan kognitif saja, nih, teman-teman, tanpa adanya aspek psikologis atau berkaitan dengan emosi individu tersebut.

EQ (Emotion Quotient)

Berbeda dengan IQ yang mengukur tingkat kecerdasan seseorang dengan aspek kognitif, EQ berhubungan dengan aspek emosional.

Kepanjangan dari EQ adalah emotional quotient, yaitu kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan mengontrol emosi dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya.

Beberapa orang mengatakan kalau tingkat EQ yang dimiliki seseorang lebih penting dibandingkan dengan IQ, lo.

Orang dengan EQ tinggi dianggap akan lebih mudah untuk memahami, berempati, dan melakukan diskusi dengan orang lain di sekitarnya.

Baca Juga: Tidak Bisa Tidur Kalau Tidak Ada Selimut? Ini Penjelasannya Mengapa Ada Orang yang Suka Tidur Pakai Selimut

Selain itu, EQ juga dianggap lebih penting karena akan membantu kita untuk lebih mudah membangun hubungan dengan orang lain dengan menggunakan emosi yang dimilikinya.

Ada lima hal utama pada kecerdasan emosional kita, nih, yaitu bisa menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, peka terhadap emosi orang lain, bisa merespons serta bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, dan bisa menggunakan emosi sebagai cara untuk memotivasi diri.

AQ (Adversity Quotient)

AQ merupakan singkatan dari adversity quotient yang disebut juga dengan ilmu ketahanan.

Istilah ini muncul karena AQ adalah aspek yang mengukur kemampuan seseorang untuk berurusan dengan tekanan yang muncul dalam dirinya.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu! Selain untuk Mengontrol Tubuh, Ternyata Otak Punya 4 Kemampuan Menakjubkan Ini!

Tidak hanya tekanan, tapi AQ juga mengukur bagaimana kita menghadapi kesulitan yang ada di depan kita dan mengatasi kesulitan, nih, teman-teman.

Ada tiga tingkatan dalam AQ, yaitu quitters, campers, dan climbers yang digunakan untuk mengetahui kemampuan AQ seseorang.

Tingkat quitters atau orang-orang yang berhenti adalah ketika seseorang menyerah saat menghadapi kesulitan, tidak berusaha, dan hanya mengeluh.

Sedangkan campers yaitu orang-orang yang berkemah, adalah orang yang pada awalnya berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Tapi di tengah jalan, ia merasa bahwa usahanya sudah cukup dan berhenti atau tidak berusaha lagi, nih, padahal kesulitan yang dihadapinya belum selesai sepenuhnya.

Lalu yang terakhir adalah tingkat climbers atau orang yang mendaki, yaitu mereka yang selalu selalu mendaki untuk bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Tujuan "pendakian" yang dilakukannya adalah untuk menemukan kebahagiaan di hidupnya.

Baca Juga: Setelah Menuang Air Dingin ke Dalam Gelas, Bagian Luar Gelas akan Ikut Basah! Ini Penjelasannya

Antara IQ, EQ, dan AQ, Mana yang Lebih Penting?

Banyak yang mengatakan kalau IQ lebih penting dibandingkan EQ atau AQ, tapi ada juga yang mengatakan EQ lebih penting dari IQ dan AQ, sedangkan beberapa orang menganggap AQ tidak kalah penting dibandingkan EQ dan IQ.

Wah, sebenarnya mana yang lebih penting dari ketiganya, ya?

Ternyata tidak ada satu quotient atau kemampuan yang lebih penting dibandingkan kemampuan yang lain, lo, teman-teman.

Keseimbangan dari tiga kemampuan, yaitu IQ, EQ, dan AQ lebih penting untuk dimiliki oleh seseorang.

Baca Juga: Manusia Berdarah Panas, Bagaimana Jika Manusia Jadi Makhluk Berdarah Dingin, ya?

Itulah sebabnya orang yang mempunyai keseimbangan IQ, EQ, dan AQ disebut sebagai individu terbaik, karena bisa mengelola emosi mereka dengan baik tapi tetap bisa memahami situasi kehidupan.

Setiap kemampuan sebenarnya mempunyai peran yang signifikan atau jelas pada pertumbuhan seseorang.

Misalnya IQ yang berperan pada prestasi kita di sekolah, EQ yang membuat kita mudah bersosialiasi, dan AQ yang membantu kita menghadapi masalah, misalnya mendapat nilai ulangan yang jelek.

O iya, tingkat kemampuan IQ, EQ, dan AQ yang dimiliki seseorang dapat berubah seiring pertumbuhan dan bertambahnya usia kita, teman-teman.

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Yuk, tonton video ini juga!