Bagaimana Akulturasi Budaya yang Terlihat di Bangunan Masjid Agung Banten? Cari Tahu, yuk!

By Avisena Ashari, Senin, 27 April 2020 | 09:50 WIB
Ilustrasi penggambaran Masjid Agung Banten di abad ke-19 ( Josias Cornelis Rappard, Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures/ Wikimedia Commons)

Bobo.id – Teman-teman, kita cari tahu tentang akulturasi budaya di Masjid Agung Banten, yuk!

Akulturasi Budaya di Masjid Agung Banten terdiri dari berbagai budaya, lo. Mulai dari Jawa, Islam, hingga Belanda.

Yuk, kita cari  tahu bagaimana akulturasi budaya yang terlihat di Masjid Agung Banten!

Sejarah Singkat Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten dibangun tahun 1552 – 1570.

Saat itu, Sultan Maulana Hasanuddin yang menjadi tokoh penyebaran agama Islam di Banten, membangun masjid sebagai sarana dakwah, teman-teman.

Sehingga, Masjid Agung Banten ini menjadi salah satu peninggalan sejarah peradaban Islam di sana.

Di dalam masjid, simbol-simbol Islam terdapat pada jumlah tiang penyangga dalam ruang salat, yang berjumlah 24 dan susunan tiang bagian atap yang memiliki lima tingkat.

Menurut ahli,  maknanya bisa diartikan sebagai dalam 24 jam umat Muslim berkewajiban menunaikan salat lima waktu.

Namun, Masjid Agung Banten juga memiliki beberapa simbol akulturasi budaya di masa lalu, lo, teman-teman.

Seperti beberapa ciri khas masjid Jawa dan adanya sentuhan arsitektur bergaya Belanda.

Baca Juga: Masjid Menara Kudus, Masjid Tua dengan Menara Unik