Bagaimana Akulturasi Budaya yang Terlihat di Bangunan Masjid Agung Banten? Cari Tahu, yuk!

By Avisena Ashari, Senin, 27 April 2020 | 09:50 WIB
Ilustrasi penggambaran Masjid Agung Banten di abad ke-19 ( Josias Cornelis Rappard, Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures/ Wikimedia Commons)

Namun, peletakan kompleks makam di Masjid Agung Banten juga berbeda dari masjid Jawa lainnya yang ada di sebelah barat. Di sana, kompleks makam berada di bagian utara masjid, dan menjadi tradisi di masjid-masjid lain di Banten.

Menara Masjid Agung Banten pun memiliki ragam hias yang ada di pulau Jawa, seperti hiasan pada kepala menara yang membentuk segitiga memanjang, yang dikenal sebagai tumpal.

Motif relung pada pintu menara juga seperti menyederhanakan motif kalamakara dalam tradisi kebudayaan Indonesia pra-Islam.

Pengaruh Budaya Tionghoa

Selain budaya Jawa, Belanda, dan Islam, pada mimbar yang terdapat di dalam ruang salat, memiliki desain ukiran khas Tionghoa yang berakulturasi dengan budaya Islam.

Mimbar di Masjid Agung Banten juga ukurannya besar dan unik bentuknya, mimbar atau tempat khutbah ini memiliki beberapa anak tangga dan terdapat banyak ukiran di setiap sisinya, teman-teman.

Ukiran ini terlihat seperti ukiran khas Tionghoa namun juga terdapat tulisan dalam bahasa arab gundul.

Mimbar ini merupakan wakaf yang diberikan pada Masjid Agung Banten tahun 1903.

Wah, ternyata ada banyak akulturasi budaya yang bisa kita lihat di Masjid Agung Banten, ya!

Baca Juga: Mengunjungi Hagia Sophia, Museum Indah Saksi Sejarah di Turki

Lihat videonya di sini: 

 

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan  komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids  dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id