Bagaimana Akulturasi Budaya yang Terlihat di Bangunan Masjid Agung Banten? Cari Tahu, yuk!

By Avisena Ashari, Senin, 27 April 2020 | 09:50 WIB
Ilustrasi penggambaran Masjid Agung Banten di abad ke-19 ( Josias Cornelis Rappard, Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures/ Wikimedia Commons)

Bagaimana Akulturasi Budaya di Masjid Agung Banten?

Akulturasi adalah proses atau hasil pertemuan dua kebudayaan atau lebih dan saling memengaruhi.

Yuk, cari tahu ada pengaruh akulturasi budaya apa saja di Masjid Agung Banten!

Pengaruh Budaya Belanda

Akulturasi budaya juga terlihat pada bangunan menara masjid. Menara sendiri bukanlah tradisi masjid di Jawa pada masa itu.

Bentuknya yang berupa segi delapan lebih mirip dengan mercusuar dibandingkan menara masjid untuk mengumandangkan adzan. Khususnya mercusuar di Belanda.

Bentuk bangunan menara Masjid Agung Banten juga sering ditemukan di Belanda, seperti bangunan segi delapan, pintu lengkung bagian atas, konstruksi tangga melingkar seperti spiral, dan bagian kepala menara yang memiliki dua tingkat.

Kemudian, ada juga bangunan tambahan yang dibangun di abad ke-18 oleh arsitek Belanda. Bangunan paviliun itu memiliki ciri arsitektur Eropa berupa jendela-jendela yang besar.

Pengaruh Budaya Jawa

Di Masjid Agung Banten, terdapat pendopo tempat berwudu berupa kolam.

Ini menjadi salah satu karakteristik masjid Jawa pada umumnya.

Karakteristik lain masjid Jawa adalah adanya kompleks makam dalam masjid. Ini juga ditemukan di Masjid Agung Banten.

Baca Juga: 5 Masjid yang Ada di Indonesia Ini Tidak Memiliki Kubah, lo!