Cerita Rakyat Banten, Asal-usul Kabupaten Pandeglang #MendongenguntukCerdas

By Sarah Nafisah, Rabu, 29 April 2020 | 19:00 WIB
Kabupanten Pandeglang, Banten. (Tangkapan Layar Google Maps)

“Menurut wangsit yang saya terima melalui mimpi bahwa saya harus menenangkan diri di bukit ini. Kelak akan ada seorang pengeran yang baik hati dan sakti mandraguna yang datang menolong saya. Namun, harapan itu hampir sirna. Sudah sekian lama saya menanti kedatangan dewa penolong itu namun tak kunjung tiba. Padahal, tiga hari lagi Pangeran Cunihin akan datang untuk memaksa saya menikah dengannya,” keluh Putri Arum.

Pande Gelang kembali tertegun. Ia menyadari bahwa dewa penolong yang dimaksud sang putri adalah dirinya.

“Maaf, Tuan Putri. Kalau boleh hamba menyarankan, sebaiknya Tuan Putri mau menerima keinginan Pangeran Cunihin itu,” ujar Pande Gelang.

Baca Juga: BERITA POPULER: Berbagai Manfaat Saffron Hingga Cara Mengatasi Gatal pada Penderita Diabetes

Mulanya sang putri menolak saran itu karena bagaimana mungkin ia bisa menikah dengan Pangeran Cunihin yang sangat dibencinya itu.

Namun, setelah lelaki itu menjelaskan bahwa sang putri tidak menerimanya begitu saja tetapi dengan syarat yang berat, akhirnya sang putri mau menerima saran itu.

Syarat tersebut adalah Pangeran Cunihin harus melubangi batu keramat hingga bisa dilalui manusia. Selain itu, batu keramat itu harus diletakkan di sekitar pantai sebelum dilubangi.

Untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut memerlukan waktu tiga hari. Dengan demikian, tentu saja setengah dari kesaktian Pangeran Cunihin akan hilang.