Cerita Rakyat Banten, Asal-usul Kabupaten Pandeglang #MendongenguntukCerdas

By Sarah Nafisah, Rabu, 29 April 2020 | 19:00 WIB
Kabupanten Pandeglang, Banten. (Tangkapan Layar Google Maps)

Pada hari yang telah ditentukan, datanglah Pangeran Cunihin mengajak Putri Arum untuk menikah dengannya. Putri Arum pun mengajukan syarat sebagaimana yang disarankan oleh Pande Gelang.

“Kamu boleh menikahiku, tapi dengan satu syarat kamu harus membawa batu cadas ke pantai lalu melubanginya,” jelas Putri Arum.

“Ha, sungguh mudah syaratmu itu Tuan Putri. Tapi, apa maksud dari syaratmu itu?” tanya Pangeran Cunihin.

“Batu keramat itu untuk bulan madu kita Pangeran. Kita bisa duduk di atas batu itu sambil menikmati indahnya pemandangan laut. Bukankah itu sangat menyenangkan Pangeran?” jelas Putri Cadasari.

Baca Juga: Bahaya Awan Panas dari Erupsi Gunung Berapi, Suhu Panasnya Bisa Mencapai Ratusan Derajat!

“Oh, sungguh bulan madu yang menyenangkan. Tuan Putri memang seorang putri yang romantis,” puji Pangeran Cunihin.

Tanpa perasaan curiga lagi, Pangeran Cunihin segera melaksanakan syarat itu.

Dalam waktu tiga hari, ia berhasil menemukan batu keramat yang disyaratkan dan kemudian membawanya ke sebuah pantai yang indah.

Setelah berhasil melubangi batu keramat itu, Pangeran Cunihin segera ke istana untuk menjemput Putri Cadasari.

Sementara itu, Pande Gelang yang sejak tadi bersembunyi di balik semak-semak mengamati semua tingkah laku Pangeran Cunihin, tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.