Pernah Dianggap Punah, Burung dari Selandia Baru Ini Tak Bisa Terbang Meski Punya Sayap

By Eva Jessica, Kamis, 4 Juni 2020 | 12:00 WIB
Burung Takahe (Wikimedia Commons/Ashleigh Thompson)

Bobo.id - Meskipun sempat dianggap punah, burung ini kembali muncul dan kini spesiesnya sudah semakin banyak! Kita cari tahu tentang burung unik khas Selandia Baru ini, yuk!

Burung Cantik yang Tak Bisa Terbang

Meskipun punya sayap kecil dan tampak seperti burung pada umumnya, takahe (Porphyrio hochstetteri) adalah burung yang tidak bisa terbang.

Burung ini hanya ditemukan di Selandia Baru.

Burung ini memiliki tinggi sekitar 50 cm, beratnya rata-rata 3 kg, sepasang kaki yang kuat, paruh yang besar, serta suara yang amat kencang.

Baca Juga: Bisa Berdiri dengan Satu Kaki Tanpa Jatuh, Ketahui Fakta Seru Flamingo

Burung takahe juga terkenal dengan bulunya yang berwarna cerah.

Saat masih kecil, burung ini memiliki bulu berwarna cokelat pucat.

Namun, ketika sudah dewasa, bulunya menjadi berwarna ungu kebiruan, sedangkan di bagian punggungnya berwarna hijau.

Paruh burung takahe berwarna merah dan kaki-kakinya merah muda. Cantik sekali, ya!

Sempat Dianggap Punah

Burung takahe pertama yang ditemukan adalah dalam bentuk fosil.

Fosil ini ditemukan di selatan Provinsi Taranaki pada tahun 1847 oleh seorang ahli biologi bernama Richard Owen.

Namun, 2 tahun kemudian, ada laporan bahwa para pemburu menemukan burung besar yang berlari sangat cepat, tetapi tak mampu terbang.

Saat itu, burung ini tengah dikejar oleh anjing peliharaan mereka.

Sekitar akhir tahun 1890-an, banyak orang melaporkan bahwa mereka melihat burung ini.

Baca Juga: Sempat Terancam Punah, Ketahui Fakta Menarik Serigala Abu-Abu, yuk!

Saat itu, orang-orang mendeskripsikan burung takahe mirip dengan burung pukeko (sebutan untuk burung Mandar Australia), namun memiliki ukuran yang jauh lebih besar seperti bebek dan berwarna hijau.

Namun, tidak ada laporan yang bisa dikonfirmasi.

Meskipun berbagai penampakan itu tidak bisa dikonfirmasi, para ilmuwan percaya bahwa burung ini mungkin memang masih ada.

Akhirnya, pada tahun 1948 seorang dokter hewan bernama Geoffrey Orbell berencana mencari hewan ini.

Hewan ini pun ditemukan di dekat Danau Te Anau, Pulau Selatan, Selandia baru.

Mengalami Perpindahan Habitat

Ketika pertama kali ditemukan, burung takahe terlihat tinggal di padang rumput Pegunungan Alpen.

Sebenarnya, ini bukanlah habitat asli burung takahe. Habitat asli burung takahe adalah di rawa.

Namun, karena banyak rawa yang berubah menjadi lahan pertanian, akhirnya burung-burung ini mencari habitat baru.

Hilangnya habitat inilah yang dianggap menyebabkan punahnya burung takahe saat itu.

Selain itu, tubuh burung takahe juga harus melalui beberapa fase hingga akhirnya benar-benar menjadi burung dewasa.

Akibatnya, reproduksi burung ini tergolong lambat dibandingkan burung-burung lain. Ini juga dianggap sebagai penyebab hampir punahnya burung ini.

O iya, sebenarnya ada dua jenis burung takahe, lo. Yang pertama adalah burung takahe Pulau Selatan yang saat ini kita bahas.

Yang kedua adalah burung takahe Pulau Utara (Porphyrio mantelli) yang sudah punah dan hanya bisa diketahui dari fosilnya saja.

Burung takahe dari Pulau Utara memiliki tubuh yang lebih tinggi dan ramping.

Kini jenis burung takahe di Selandia Baru sudah semakin banyak.

Burung-burung ini juga mulai diperkenalkan pada habitat baru, yakni di Taman Nasional Kahurangi agar tetap bisa bertahan hidup.

Baca Juga: Burung Manyar Sering Membangun Sarang Unik, Ada Sarang yang Beratnya Capai 1 Ton!

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com